Dark/Light Mode

Desak Stop Permukiman Illegal Israel Di Palestina

RI Garang Dalam Sidang Dewan Keamanan PBB

Jumat, 10 Mei 2019 09:14 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin diskusi informal
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin diskusi informal "Arria Formula" Dewan Keamanan PBB untuk membahas isu Palestina, di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (9/5). (Foto Kemenlu RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia mendesak penghentian pembangunan permukiman illegal Israel di Palestina dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Sikap garang ditunjukkan Indonesia dalam perjuangan mendukung perdamaian Palestina-Israel karena meyakini, pembagunan tersebut penghalang terbesar bagi perdamaian antara Israel dan Palestina.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi punya catatan: permukiman ilegal Israel terus bertambah dari sekitar 110 ribu pada 1993 menjadi sekitar 620 ribu pada 2017. "Terus berlangsungnya pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina tidak dapat diterima," kata Retno ketika memimpin pertemuan informal DK PBB di New York, Amerika Serikat (AS) Kamis (9/5), dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI.

Retno mengakui situasi saat ini sangat sulit. Tapi semua pihak tidak boleh menyerah menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

Baca juga : Menlu Retno Pimpin Sidang Dewan Keamanan PBB

"Meskipun situasi saat ini sangat suram, masyarakat internasional tidak boleh kehilangan harapan untuk dapat menyelesaikan konflik Palestina-Israel melalui perundingan dan dialog," tutur Menlu Retno.

Sidang itu dalam format "Arria Formula". Temanya "Permukiman dan Pemukim Ilegal Israel: Inti dari Pendudukan, Krisis Perlindungan, dan Penghalang terhadap Perdamaian". Pertemuan tersebut diselenggarakan Indonesia bersama dengan Kuwait dan Afrika Selatan, dan dihadiri Menlu Palestina Riyad al-Maliki.

Pertemuan menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, yaitu aktivis gerakan perlawanan secara damai Palestina, Mohammed Khatib, yang menyampaikan pandangannya melalui pesan video; ahli hukum internasional Universitas Ohio, Profesor John Quigley; pengacara dan aktivis HAM Emily Schaeffer Omer-Man dan Ketua Institut Arab–Amerika, Dr. James Zogbi.

Baca juga : Bangsa Indonesia Matang Dalam Berpolitik Dan Berdemokrasi

Pertemuan "Arria Formula” merupakan salah satu bentuk pertemuan informal DK PBB. Untuk menelaah isu yang dinilai rumit. Agar ada terobosan dihadirkanlah pakar-pakar narasumber melalui dialog interaktif.

Penyelenggaraan pertemuan tersebut di bawah kepemimpinan Indonesia di DK PBB merupakan salah satu bentuk perhatian khusus Indonesia pada isu Palestina. Indonesia memprioritaskan Palestina dalam keanggotaannya di DK PBB.

Diskusi informal tersebut dihadiri seluruh negara anggota Dewan Keamanan PBB dan negara-negara anggota PBB lainnya serta perwakilan organisasi internasional dan badan-badan PBB.

Baca juga : Paradoks Kehidupan, Kepintaran Tidak Jarang Melahirkan Kejahilan

Pertemuan Arria Formula adalah bagian dari rangkaian kegiatan kepemimpinan Indonesia di DK PBB pada Mei 2019. Beberapa kegiatan lainnya adalah Debat Terbuka mengenai Misi Perdamaian PBB pada 7 Mei 2019. Debat Terbuka mengenai Perlindungan Penduduk Sipil saat Konflik Bersenjata pada 23 Mei 2019. Pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian" (Investing in Peace) pada 6-17 Mei 2019, serta Resepsi Diplomatik dan Pertunjukan Budaya Indonesia pada 30 Mei 2019. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.