Dark/Light Mode

Sidang DK PBB Berseragam Batik Kita Harum Di Mata Dunia

Kamis, 9 Mei 2019 07:51 WIB
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi berbicang dengan peserta Sidang DK PBB.(Foto Kemlu)
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi berbicang dengan peserta Sidang DK PBB.(Foto Kemlu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada yang berbeda dari sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang digelar di New York, Amerika Serikat. Para delegasi berseragam batik. Hal ini dilakukan untuk menghormati kepemimpinan Indonesia sebagai Presiden DK PBB. Kita harum di mata dunia.

Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin sidang sebagai Presiden DK PBB untuk Mei 2019. Tidak hanya delegasi Indonesia yang berbatik, delegasi dari negara lain pun demikian. ‘Diplomasi Batik’, mungkin itu yang tergambar dalam sidang kali ini.

Bertemakan “Menabur Benih Perdamaian”, Indonesia mantap memimpin Pertemuan Debat Terbuka (Open Debate). Pertemuan ini bertujuan meningkatkan kapasitas Pasukan Penjaga Perdamaian dalam berbagai misi di belahan dunia.

Baca juga : Meski Berstatus Tersangka, Bowo Sidik Dulang Suara Di Jateng II

Para delegasi mengenakan batik masing-masing. Mereka mengoleksi batik tidak hanya dari pemberian delegasi Indonesia di New York, atau ketika menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia. Ada juga yang membeli saat kunjungan ke Indonesia.

Mereka yang berbatik di antaranya Sekjen PBB Antonio Guterres. Kemudian, delegasi dari Amerika Serikat, Jerman, Pantai Gading, Prancis, Peru, Republik Dominika dan China juga menggenakan batik.

Situasi ini membuat Retno terkejut sekaligus bangga melihat sejumlah delegasi berbatik ketika Indonesia memimpin sidang. “Sangat menyenangkan dalam sidang hari ini cantik dan colorful, karena sebagian besar anggota DK PBB mengenakan batik, termasuk Sekjen PBB, mengenakan tenun dari Bali,” tutur Retno melalui keterangan Kemenlu, kemarin.

Baca juga : Jelang Puasa, Pertamina Gelar Demo Masak

Dipilihnya batik sebagai dress code merupakan bentuk penghormatan para anggota DK PBB kepada Indonesia yang menjadi Presiden DK PBB untuk Mei 2019. Retno berharap, penggunaan batik di dalam sidang semakin mempopulerkan batik yang saat ini telah diakui UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia.

Tidak hanya batik, Indonesia juga membanggakan pasukan kita yang selalu aktif mengirimkan pasukan perdamaian dunia. Di mimbar PBB, Retno bercerita tentang prestasi salah satu prajurit Tanah Air. Retno cerita tentang Mayor Gembong yang sekarang bertugas di misi perdamaian di Kongo (MONUSCO). Mayor Gembong berhasil melakukan reunifikasi keluarga terdampak perang dengan melakukan dialog dengan para pemimpin masyarakat maupun keluarga.

“Dia (Mayor Gembong) menyaksikan keluarga yang terpisah karena terjadinya konflik dan kemudian mengambil inisiatif melakukan reunifikasi keluarga. Bersama dengan timnya, mereka berdialog dengan pemimpin masyarakat dan kepala suku serta dengan keluarga untuk mengizinkan para ekskombatan kembali menjadi bagian dari masyarakat,” tuturnya.

Baca juga : Mantap, Indonesia Juara Satu Wisata Halal Dunia

Melalui inisiatif ini, Retno melapor- kan ada 422 eks-kombatan yang berhasil kembali kepada keluarganya. Dia juga menekankan, kemampuan pasukan penjaga perdamaian tidak hanya mengenai teknik militer tapi juga kemampuan berkomunikasi.

“Ini membutuhkan investasi dalam pelatihan dan pembentukan kapasitas, didukung kerja sama negara-negara anggota. Yakinlah, Indonesia telah siap untuk itu. Kami pun hendak menawarkan Indonesia Peace Keeping Center untuk dijadikan sebagai pusat pelatihan internasional,” kata Retno.(BSH)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.