Dark/Light Mode

Kokohkan Kerja Sama Dengan China

2025, Indonesia Optimis Capai Pertumbuhan Ekonomi Digital Hingga 100 M Dolar AS

Kamis, 9 Mei 2019 18:06 WIB
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (ketiga kiri), saat menjadi pembicara dalam sub-forum Digital Maritime Silk Road, Digital China Summit, Senin (7/5).  (Foto: KBRI Beijing)
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (ketiga kiri), saat menjadi pembicara dalam sub-forum Digital Maritime Silk Road, Digital China Summit, Senin (7/5). (Foto: KBRI Beijing)

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun mengatakan, hubungan bilateral dengan China diyakini mampu mempercepat upaya Indonesia, dalam memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital hingga 100 miliar dolar AS di tahun 2025.

Apalagi, saat ini, Indonesia memimpin pasar ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan memiliki empat perusahaan unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS) yaitu Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka.

Baca juga : Dengan Serasi, Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

Hal itu ditegaskan Djauhari, dalam sub-forum Digital Maritime Silk Road dalam Digital China Summit di Fuzhou, Senin (7/5). Acara ini turut dihadiri perwakilan negara Serbia, Portugal, Australia, Ghana, dan Nigeria.

"Melalui kerja sama dengan Tiongkok, Indonesia akan mampu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital hingga 100 miliar dolar AS pada tahun 2025," ujar Dubes Djauhari.

Baca juga : Mendagri : Indonesia Jadi Teladan Dunia Dalam Demokrasi

Ia menjelaskan, Digital Maritime Silk Road bisa menjadi kunci perubahan bagi ekonomi digital di kawasan, bahkan global. Terkait hal itu, Dubes Djauhari menyampaikan sejumlah rekomendasi agar kerja sama Digital Maritime Silk Road dapat membangun pondasi, serta meninggalkan jejak sejarah bagi ekonomi digital di masa mendatang.

Di antaranya, dengan menghubungkan wilayah pedesaan dengan internet, meningkatkan kapasitas jaringan, membangun sistem navigasi berbasis satelit, mendorong kolaborasi antara e-commerce dan pelaku tradisional, dan berbagi pengetahuan dalam teknologi artificial intelligence, big data, serta riset tingkah laku konsumen ekonomi digital.

Baca juga : Puluhan Guru Seni Indonesia Ikuti Pelatihan Komunikasi Budaya Di Tiongkok

"Kunci bagi kerja sama ekonomi digital Indonesia dan Tiongkok adalah people-to-people contact.  Apalagi, Provinsi Fujian memiliki hubungan yang dekat dengan Indonesia, mengingat sejumlah masyarakat Indonesia dapat ditelusuri asal usulnya di kawasan ini," tutur Dubes Djauhari.

Menurutnya, pendidikan merupakan faktor penting bagi Indonesia, untuk dapat memanfaatkan bonus demografi dalam menumbuhkan perekonomian bangsa di masa depan. Untuk itu, Dubes Djauhari mendorong setiap pelajar Indonesia di negeri Tirai Bambu, agar belajar dari pengalaman China dalam mengembangkan ekonomi digital.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.