Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tuding Washington Jadi Sumber Penderitaan Afghanistan
Khamenei: AS Srigala Licik
Senin, 30 Agustus 2021 06:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akan membantu Afghanistan setelah ditinggalkan Amerika Serikat (AS). Paman Sam disebutnya sumber penderitaan di Afghanistan.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Teheran, Khamenei mengatakan, Afghanistan adalah saudara yang harus terus dibantu. Hubungannya dengan pemerintahan di negara tersebut sangat tergantung dari pendekatan Kabul terhadap Teheran.
“Pemerintahan selalu berganti. Apa yang tersisa di Afghanistan adalah sebuah negara. Kami mendukung masyarakat Afghanistan,” ucap Khamenei, dikutip website CGTN, Minggu (29/8).
Menurut Khamenei, kondisi buruk yang menimpa Afghanistan dalam 20 tahun terakhir adalah kesalahan AS. Dia menuding AS sebagai sumber dari penderitaan Afghanistan.
Baca juga : Ledakan Di Dekat Bandara Kabul, Afghanistan Kembali Terjadi
Khamenei menyebut situasi Afghanistan merupakan contoh bahwa AS adalah “serigala” dan “kadang bertindak sebagai rubah licik”.
Sejak berkuasanya kelompok Taliban pada 15 Agustus lalu, Afghanistan belum membentuk pemerintahan. Iran bertekad berkontribusi dalam menstabilkan kondisi di negara tersebut.
Dia menyoroti bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Kamis (26/8). Diketahui, insiden itu menewaskan 72 warga sipil di Afghanistan, 28 anggota Taliban dan 13 personel militer AS.
“Masalah dan kesulitan ini adalah pekerjaan Amerika yang selama 20 tahun menduduki negara itu dan memberlakukan berbagai kekejaman kepada orang-orang,” tuding Khamenei.
Baca juga : Mantan Menteri Afghanistan Kini Jadi Kurir Gowes Di Jerman
“AS tidak melakukan satu langkah pun untuk kemajuan Afghanistan,” tambahnya, dikutip dari Aljazeera.
AS menginvasi Afghanistan pada 2001 sehingga mengakhiri kekuasaan Taliban. Peperangan pun tak terhindarkan, karena Taliban memandang AS sebagai pasukan penjajah dan menganggap pemerintahan Afghanistan sebagai boneka Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, pada pekan ini Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan dibentuknya pemerintahan komprehensif di Afghanistan.
Juru bicara Kemlu Iran, Saeed Khatib Zadeh, meminta semua pihak di Afghanistan untuk mengatasi berbagai perbedaan dengan mengedepankan dialog.
Baca juga : Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kini Ada Di UEA
Di Kabul, Taliban mengaku sudah mengantongi nama-nama jajaran di pemerintahannya. Mereka akan membentuk sebuah pemerintahan sementara yang bersifat inklusif, mengakomodir semua etnis di Afghanistan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya