Dark/Light Mode

Kerahkan 100 Ribu Personel Dan 120 Pesawat

Hadang China, Jepang Gelar Latihan Perang

Kamis, 16 September 2021 06:20 WIB
Para personel Pasukan Beladiri Darat Jepang mengangkut persediaan ke dalam truk pada hari pertama latihan militer nasional, Rabu (15/9/2021). (Foto: GROUND SELF-DEFENSE FORCE / VIA KYODO).
Para personel Pasukan Beladiri Darat Jepang mengangkut persediaan ke dalam truk pada hari pertama latihan militer nasional, Rabu (15/9/2021). (Foto: GROUND SELF-DEFENSE FORCE / VIA KYODO).

 Sebelumnya 
Jepang selama ini prihatin dengan meningkatnya aktivitas China di Laut China Timur. Awal tahun ini, kapal-kapal China juga dilaporkan memasuki wilayah perairan di Kepulauan Senkaku tersebut.

Menurut Buku Putih Kementerian Pertahanan Jepang, total 1.161 kapal patroli maritim China menghabiskan 333 hari di sekitar Kepulauan Senkaku pada 2020. Analis mengatakan, rekor tersebut kemungkinan akan dipecahkan sebelum akhir tahun ini.

Baca juga : Dukung Penyandang Disabilitas, Bank Permata Gelar Bimbingan Kewirausahaan

Dilansir media Jepang, Nikkei, Juni lalu, kapal-kapal China ber­layar melalui zona berdekatan di sekitar pulau-pulau selama 112 hari berturut-turut. Mereka telah memasuki zona itu setiap hari sejak pertengahan Februari lalu, melampaui rekor sebelumnya, 111 hari berturut-turut dari April hingga Agustus 2020.

China juga menyusup ke laut teritorial Jepang empat hari pada April lalu dan lima hari pada Mei lalu. Dari Januari hingga Mei, China memasuki perairan selama total 20 hari. Hal ini menyebabkan sejumlah insiden kapal-kapal China mendekati kapal penangkap ikan Jepang.

Baca juga : Pemkab Klungkung Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Pada 29 Mei, empat kapal pen­jaga pantai China mendekati tiga kapal penangkap ikan Jepang, mendorong kapal patroli penjaga pantai Jepang untuk menga­mankan keselamatan mereka.

“Tahun ini istimewa bagi pemerintahan Xi Jinping, karena merupakan peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China,” kata Rumi Aoyama, ana­lis Asia Pasifik dari Universitas Waseda di Tokyo.

Baca juga : Kejar Pendapatan, DKI Obral Keringanan Pajak

“Ini berfokus pada masalah kedaulatan untuk menunjukkan kekuatan di dalam negeri. Jadi bisa mengambil tindakan agresif di sekitar Senkaku untuk men­jaga Jepang tetap terkendali,” tegasnya.

“Penting bagi Jepang melakukan upaya memenangkan pemahaman untuk posisinya. Kolaborasi dengan AS dan Eropa akan bertindak sebagai pencegah. Kami juga membutuhkan meka­nisme untuk mencegah perkem­bangan tak terduga dengan membuat saluran (komunikasi) dengan China,” jelas Aoyama, dikutip Nikkei. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.