Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kecam Kerja Sama Australia, Inggris dan AS
Rusia: AUKUS Nggak Ada Untungnya Buat ASEAN!
Kamis, 23 September 2021 06:26 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rusia ikut mengecam terbentuknya aliansi pertahanan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS). Moskow menilai, kerja sama pertahanan trilateral ini tidak ada untungnya bagi kawasan ASEAN.
Seperti diketahui, AUKUS membangun kekuatan keamanan trilateral demi menandingi pengaruh China di Indo Pasifik. Dalam kerja sama itu, Australia akan memiliki kapal selam dengan kekuatan nuklir.
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan, pihaknya sama sekali tak melihat aliansi itu relevan dalam memperkuat Asia Pasifik yang damai. Menurutnya, unjuk kekuatan pakta pertahanan dan senjata ini adalah poros eksklusif.
“Belum tentu akan membawa keuntungan bagi negara-negara di kawasan,” ujar Vorobieva, saat bertemu awak media secara virtual, kemarin.
Baca juga : Dubes Rusia: AUKUS Belum Tentu Ada Faedahnya Buat ASEAN
Kata dia, seharusnya Australia juga mengingat kembali komitmen mereka, untuk tidak membangun senjata nuklir. Apalagi, semua pihak tahu bagaimana sikap Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang tidak setuju dengan penggunaan senjata nuklir.
Makanya, Rusia berharap agar tiga negara kuat tersebut menghormati ASEAN sebagai penghuni sebenarnya kawasan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mencermati dan mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di kawasan Indo Pasifik, menyusul kesepakatan AUKUS.
Dia juga menekankan, bahwa semua pihak tidak menginginkan kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan power projection (unjuk kekuatan -red) di kawasan, yang tentunya akan dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Baca juga : Perkuat Kerja Sama Pemberantasan Korupsi, KPK Terima Duta Besar Swiss
Namun berbeda dengan Indonesia, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin berharap, kerja sama itu bisa menjaga keseimbangan di kawasan Indo Pasifik, terutama dalam membendung kekuatan China.
Lebih lanjut ia menilai, tidak ada perjanjian senjata nuklir dalam kesepakatan AUKUS dengan Australia. Sehingga proyek tiga negara itu tidak melanggar perjanjian 1995 soal larangan nuklir di Asia Tenggara.
Tambah Beasiswa
Sementar Pemerintah Rusia menyatakan akan menambah kuota beasiswa bagi warga Indonesia yang ingin belajar ke negara tersebut. Dubes Vorobieva menjelaskan, penambahan itu dilakukan karena permintaan dan minat yang cukup besar para calon penerima beasiswa. Sebelumnya, kuota pemberian beasiswa dari Pemerintah Rusia hanya 136 pelajar.
Baca juga : Inggris Sumbangkan 600.000 Dosis Vaksin AstraZeneca Untuk Indonesia
Namun untuk tahun depan, ada penambahan 100 beasiswa. Hingga total menjadi 236 dalam program pendidikan. Beasiswa ini bisa diberikan untuk tingkatan studi magister (S2) dan juga doktoral (S3).
Beasiswa ini bisa didapatkan untuk berbagai bidang. Namun untuk lebih jelasnya, bisa dicek melalui situs web resmi Pusat Budaya dan Kedubes Rusia di Jakarta, agar tak ketinggalan tanggal pendaftaran dan seleksi. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya