Dark/Light Mode

Ini Tantangan Zero Waste Zero Emission Di Indonesia

Selasa, 13 Juni 2023 22:20 WIB
Workshop Zero Waste Zero Emission, di Jakarta, Selasa (13/6).  (Foto: Istimewa)
Workshop Zero Waste Zero Emission, di Jakarta, Selasa (13/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Peduli Sampah Nasional 2023 dengan tema “Solusi Kurangi Sampah Plastik”, di Jakarta, Selasa (13/6). Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan Workshop Zero Waste Zero Emission, untuk sosialisasi dan mencari masukan penyusunan dokumen Zero Waste Zero Emission.

Dalam tanggapannya, Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) Mahawan Karuniasa mengapresiasi penyusunan dokumen yang menjadi landasan penting urusan sampah dan kaitannya dengan pengendalian perubahan iklim. Khususnya agenda Net Zero Emission Indonesia.

Baca juga : Ginting Bawa Dampak Positif Menuju Indonesia Open

Namun, Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia tersebut juga memberikan beberapa catatan terkait finalisasi dokumen Zero Waste Zero Emission. Pertama, isu adaptasi perlu diintegrasikan dalam dokumen mengingat Badan Meteorologi Dunia menyatakan bahwa kenaikan suhu 1,5 derajat celcius akan tertembus minimal 1 tahun pada periode 2023-2027.

“Seperti pembakaran sampah harus dihindari untuk mencegah kebakaran terutama hutan dan lahan. Buang sampah sembarangan juga dapat memperburuk bencana banjir,” ucapnya, seperti keterangan yang diterima RM.id, Selasa (13/6).

Baca juga : Pemerintah Pastikan Beri Hak Sama Semua Atlet Di Indonesia

Kedua, upaya mitigasi gas rumah kaca global masih jauh dari cukup, diperkirakan tahun 2030 masih ada selisih 20 Gigaton dari target maksimal emisi global sesuai Laporan UNEP yaitu 33 Gigaton. Karena itu, dokumen Zero Waste Zero Emission perlu disiapkan menghadapi berbagai dinamika negosiasi global.

Ketiga, implementasi konkret perlu direalisasikan, khususnya penanganan sumber sampah, yaitu rumah tangga, pasar, dan perniagaan. Selain itu, di hilir, baik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) maupun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) banyak teknologi tersedia, namun membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Baca juga : KLHK Bersih-bersih Pantai Di 135 Titik Se-Indonesia

“Persoalan sosial dan ekonomi perlu menjadi komponen utama dokumen Zero Waste Zero Emission, sehingga sejalan dengan agenda transformasi ekonomi nasional maupun upaya rapid transformation of societies sebagai syarat menghadapi krisis iklim yang sudah terjadi,” tutup Mahawan Karuniasa.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.