Dark/Light Mode

BUMDes Diminta Bayar Rp 30 Juta Per Tahun

Gus Halim Minta Keringanan Ke PT KAI

Rabu, 18 Mei 2022 17:21 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar. (Foto: Humas Kemendes PDTT)
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar. (Foto: Humas Kemendes PDTT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar bergerak cepat mengunjungi PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Langkah ini sebagai tindak lanjut keberatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bolali Maju, Desa Bolali, Wonosari, Klaten yang harus membayar Rp 30 juta/tahun karena crossing kabel fiber optik yang melintasi property PT KAI.

"Pasti tidak mampu kalau BUMDes disuruh bayar segitu, ini mungkin salah satu yang kami minta dukungannya PT KAI," ujar Abdul Halim Iskandar, di sela-sela kunjungan di Kantor PT KAI, di Kawasan Gambir, Jakarta, Rabu (18/5).

Baca juga : Kejar Ketertinggalan, Gus Halim: Pengelolaan RSNU Harus Profesional

Untuk diketahui BUMDes Bolali Maju diharuskan membayar Rp 30 juta per tahun dan dibayar 2 tahun sekaligus untuk termin pertama sesuai aturan di PT KAI.

Sementara pihak BUMDes Bolali Maju merasa keberatan, sehingga memohon dispensasi biaya crossing kabel fiber optik selama 2 tahun agar program penyediaan internet murah bagi warganya tidak terhambat.

Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar menyadari, permintaan biaya PT KAI sebesar Rp 30 juta itu sudah sesuai aturan yang berlaku. Kendati demikian, kemampuan BUMDes yang sebagian besar masih dalam status merintis usaha juga harus benar-benar dipertimbangkan.

Baca juga : Gus Halim: Perkuat Eksistensi Kemendes Dengan Percepat Pencapaian Tujuan SDGs Desa

"Saya yakin bisa dijalankan cari jalan tengah karena ini sama-sama untuk kepentingan rakyat. Kami yakin PT KAI juga mempunyai komitmen besar dalam mendukung tumbuh kembangnya BUM Desa," tuturnya.

Gus Halim menilai, ke depan, potensi Kerjasama BUMDes dengan PT KAI sangatlah besar. Apalagi, saat ini BUMDes sudah memiliki badan hukum jelas sehingga mempunyai potensi besar untuk berkembang dan bekerja sama dengan semua entitas usaha termasuk dengan PT KAI sebagai salah BUMN.

"Jaringan PT KAI ini sebagian besar berada di desa-desa di Indonesia. Banyak stasiun dan jaringan rel yang melintasi banyak desa. Jika potensi ini dikembangkan maka akan banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara BUM Desa dengan PT KAI," beber Gus Halim. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.