Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Isu mayoritas dan minoritas masih sering menjadi perbincangan di masyarakat. Apakah itu dilihat dari segi agama, etnik, bahasa, dan primordialisme lainnya. Bahkan terkadang isu mayoritas sering dijadikan legitimasi untuk melakukan sesuatu yang tidak adil terhadap kelompok minoritas.
Baca juga : Masyarakat Jangan Sampai Salah Informasi Soal Omicron
Sebaliknya juga, kelompok minoritas sering mendramatisasi sesuatu secara berlebihan terhadap kelompok mayoritas. Tentu saja kedua hal ini tidak sehat dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca juga : PM Inggris Didesak Mundur
Dalam lintasan sejarah, Nabi tidak pernah memperkenalkan istilah kelompok mayoritas-minoritas (aktsariyah-aqalliyah). Baik ketika ia menjadi kelompok minoritas di Mekkah, maupun ketika menjadi kelompok mayoritas di Madinah.
Baca juga : Bamsoet Lepas Rally Motor Listrik Pertama Di Indonesia
Istilah kelompok mayoritas-minoritas muncul dalam dunia Islam, menurut Dr. Kamal Said Habib, dikenal dalam Pemerintahan Dinasti Utsmani (Kerajaan Ottoman) Turki ketika bersinggungan dengan beberapa kelompok masyarakat/negara yang berada di bawah kelompok protektorat negara-negara besar Eropa.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya