Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tahun Baru: Fa Aina Tadzhabun? (1)

Senin, 3 Januari 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Alhamdulillah, kita sekarang sudah memasuki Tahun Baru 2022. Artinya, umur kita bertambah, sekaligus jatah hidup kita berkurang.

Pertanyaan mendasar Tuhan pada setiap pergantian tahun ialah: Fa aina tadzhabun? (Kalian mau ke mana?/QS Al-Takwir/81:26). Set back ke belakang tidak mungkin. Satu-satunya pilihan kita ke depan. Dalam melangkahkan kaki ke depan tentu sudah harus mempunyai visi dan tujuan.

Merayakan Tahun Baru merupakan acara rutin dalam kehidupan kita. Baik tahun baru Miladiyah maupun tahun baru Hijriyah. Namun, jenis perayaan itu sering kali dipenuhi dengan acara hura-hura dan suka ria.

Baca juga : Belajar Terima Kenyataan (2)

Jarang di antara kita memaknai pergantian Tahun Baru itu dengan muhasabah (introspeksi) dan muraqabah (mendekatkan diri kepada Tuhan), membuat perhitungan tentang hal-hal yang pernah kita lewati dan apa yang akan kita hadapi.

Kalaupun ada, umumnya di antara kita hanya mempunyai perhitungan duniawi semata. Seolah-olah kita akan hidup 1000 tahun. Padahal, kenyataan dalam kehidupan kita selalu ada yang pergi (meninggal) dan ada yang datang (lahir). Apalagi di musim Covid-19 dewasa ini semakin mudah seseorang meninggal dunia.

Yang pergi takkan mungkin kembali lagi, dan yang datang tidak ada kepastian berapa lama ia akan bertahan hidup. Yang pasti, banyak cara orang berakhir dalam kehidupaanya; mulai dari yang sakit, kecelakaan, bencana alam, sampai kepada lompat dari apartemen.

Baca juga : Belajar Terima Kenyataan

Dalam memaknai Tahun Baru kita kali ini, ada baiknya kita membuat variasi khusus dengan cara melakukan perenungan batin. Untuk yang beragama Islam, kita sebaiknya menghitung amal kebajikan dan perbuatan dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan.

Harapan kita selanjutnya, bagaimana menjalani sisi-sisa kehidupan yang Tuhan pinjamkan. Sehubungan dengan ini, menarik untuk kita ingat sebuah ayat yang berdiri sendiri, menyentak dan seolah-olah mengajak kita kembali untuk mempelajari arah dan perjalanan hidup kita seusai menjalani bulan puasa.

Ayat “Maka kalian mau kemana?” tersebut di atas seolah menyentak kita akan tujuan dan arti sebuah perjalanan hidup. Ayat tersebut juga sekaligus mengingatkan arti penting setiap orang untuk memiliki visi kebersamaan sebagai sesama penghuni kolong langit bangsa Indonesia. [Bersambung]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.