Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mendambakan Liqa` Allah (3)

Minggu, 15 Mei 2022 06:36 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - b. Mahabbah, yaitu penyerahan diri secara total kepada satu-satunya yang dicintai dan dikasihi, yaitu Tuhan.

Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi wanita yang paling populer menggunakan konsep ini dalam upaya berjumpa dengan Tuhannya. Ia pernah ditanya: “Apakah engkau benci kepada setan?” Ia jawab: “Tidak, cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku untuk rasa benci kepada setan”.

Syair-syair Rabi’ah al-Adawiyah yang populer antara lain: “Ya Tuhan, bintang-bintang di langit telah gemerlapan, mata telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikunci dan tiap-tiap pencinta telah menyendiri dengan yang dicintainya, dan inilah aku berada di hadirat-Mu.”

Baca juga : Mendambakan Liqa` Allah (2)

“Aku mencintai-Mu dengan dua cinta. Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu. Cinta karena diriku adalah keadaanku senantiasa mengingat- Mu. Dan cinta karena diri-Mu adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir hingga Engkau kulihat. Baik untuk ini maupun untuk itu, pujian bukanlah bagiku. Bagi-Mu lah pujian untuk kesemuanya.”

c. Ma’rifah, yaitu mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Jika hati sanubari terbuka, mata kepala akan tertutup dan di ketika itu, yang dilihat hanya Tuhan.

Ma’rifat ibarat sebuah cermin, seorang arif, baik waktu tidur maupun waktu bangun, yang dilihat dalam cermin itu hanya Tuhan. Zunnun al-Misri adalah tokoh yang mempopulerkan konsep ini. Ia pernah mengatakan: “Aku mengetahui Tuhan melalui Tuhan dan sekiranya bukan karena Tuhan, maka aku tak akan mengenal Tuhan.”

Baca juga : Mendambakan Liqa` Allah (1)

d. Fana’ dan Baqa’. Fana’ ialah “penghancuran diri” (disappear/perish/annihilate) seseorang untuk menimbulkan kesadaran hakikinya. Dengan kata lain, hancurnya perasaan dan kesadaran tentang adanya tubuh kasar. Sedangkan Baqa’ ialah efek yang timbul setelah “penghancuran diri” berupa kesadaran hakiki.

Konsep Fana’ dan Baqa’ dapat dipahami melalui pernyataan-pernyataan sebagai berikut: “Aku tahu pada Tuhan melalui diriku, hingga aku hancur, kemudian aku tahu pada-Nya melalui diri-Nya maka aku pun hidup.”

“Ia membuat aku gila pada diriku sehingga aku mati; kemudian Ia membuat aku gila pada diri-Nya, dan aku pun hidup…. Aku berkata: Gila pada diriku adalah kehancuran dan gila pada-Mu adalah kelanjutan hidup.”(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.