Dark/Light Mode
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Sudah Kembali Ke Jabotabek
Bagaimana Merawat Kemabruran Haji? (8)
Memelihara Rasa Optimisme
RM.id Rakyat Merdeka - Para jemaah haji seniscayanya memelihara optimismee, kalau perlu menjadi contoh di dalam masyarakat tentang sikap optimismee. Rasa optimisme sangat diidealkan di dalam Al-Qur’an. Lukman pernah memberikan nasehat kepada putranya: “Wahai anakku, gantungkanlah harapanmu kepada Allah dengan harapan yang tidak membuat kamu merasa aman dari siksaan. Takutlah karena Allah dengan rasa takut yang tidak menjerumuskan kamu untuk putus asa dari rahmat Allah, sebab orang mukmin itu mempunyai dua hati; satu hati yang mengharap dan satu hati lagi yang merasa takut. Janganlah putus asa, sebab Tuhan Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Janganlah berangkat tanpa perlengkapan, sebab dalam perjalanan ada hal ketakutan yang dikhawatirkan.
Lukman mengutip firman Allah SWT,: “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Zumar/39: 53).
Baca juga : Memelihara Rasa Malu
Optimismee yang kadang juga diistilahkan dengan pengharapan (raja’) memiliki beberapa makna. Bisa berari harapan, angan-angan, dan bisa juga berarti takut. Raja’ dalam arti harapan, yakni rasa optimismee seorang hamba setelah melakukan bernagai ketaatan dan seara maksimal telah berusaha menghindarkan diri dari segala larangan. Harapan seperti ini adalah harapan yang terpuji sebagaimana ayat disebutkan di atas.
Ada juga harapan dalam arti angan-anagn, yang dalam bahasa Arab biasa diistilahkan dengan al-tamanna, konotasinya negatif. Al-tamanna hanya menghabiskan waktu untuk menghayal dan berangan-angan tanpa diiringi usaha yang kongkrit. Nabi menela orang-orang yang suka memanjangkan angan-angan dan banyak menghayal, sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan atas umatku adalah mengumbar hawa nafsu dan panjang harapan. Mengumbar hawa nafsu akan menutupi kebenaran dan panjang harapan akan melupakan akhirat”.
Baca juga : Memelihara Rasa Tawadhu`
Dalam hadis lain disebutkan “Aku ada sebagaimana dalam prasangka hamba-Ku, Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku mengingatnya dalam Diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di tengah kumpulan orang banya, maka Aku mengingatnya dalam kumpulan orang banyak yang lebih baik dari itu. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu jengkal, Aku mendekatinya sejarak satu hasta. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu hasta, Aku mendekatinya sejarak sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepedanya dengan berlari.”
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.