Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bagaimana Merawat Kemabruran Haji? (8)

Memelihara Rasa Optimisme

Jumat, 5 Agustus 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Para jemaah haji seniscayanya memelihara optimismee, kalau perlu menjadi contoh di dalam masyarakat tentang sikap optimismee. Rasa optimisme sangat diidealkan di da­lam Al-Qur’an. Lukman pernah memberikan nasehat kepada putranya: “Wahai anakku, gantungkanlah harapanmu kepada Allah dengan harapan yang tidak membuat kamu merasa aman dari siksaan. Takutlah karena Allah dengan rasa takut yang tidak menjerumuskan kamu untuk putus asa dari rah­mat Allah, sebab orang mukmin itu mempunyai dua hati; satu hati yang mengharap dan satu hati lagi yang merasa ta­kut. Janganlah putus asa, sebab Tuhan Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Janganlah berangkat tanpa perlengkapan, sebab dalam perjalanan ada hal ketakutan yang dikhawat­irkan.

Lukman mengutip firman Allah SWT,: “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rah­mat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Zumar/39: 53).

Baca juga : Memelihara Rasa Malu

Optimismee yang kadang juga diistilahkan dengan peng­harapan (raja’) memiliki beberapa makna. Bisa berari hara­pan, angan-angan, dan bisa juga berarti takut. Raja’ dalam arti harapan, yakni rasa optimismee seorang hamba setelah melakukan bernagai ketaatan dan seara maksimal telah beru­saha menghindarkan diri dari segala larangan. Harapan seperti ini adalah harapan yang terpuji sebagaimana ayat disebutkan di atas.

Ada juga harapan dalam arti angan-anagn, yang dalam bahasa Arab biasa diistilahkan dengan al-tamanna, konotas­inya negatif. Al-tamanna hanya menghabiskan waktu untuk menghayal dan berangan-angan tanpa diiringi usaha yang kongkrit. Nabi menela orang-orang yang suka memanjangkan angan-angan dan banyak menghayal, sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan atas umatku adalah mengumbar hawa nafsu dan panjang harapan. Mengumbar hawa nafsu akan menutupi kebenaran dan panjang harapan akan melupakan akhirat”.

Baca juga : Memelihara Rasa Tawadhu`

Dalam hadis lain disebutkan “Aku ada sebagaimana dalam prasangka hamba-Ku, Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku mengingatnya dalam Diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di tengah kumpulan orang banya, maka Aku mengingatnya dalam kumpulan orang banyak yang lebih baik dari itu. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu jengkal, Aku mendekatinya se­jarak satu hasta. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu hasta, Aku mendekatinya sejarak sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepedanya dengan berlari.”
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.