Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tinjauan Haji Dalam Berbagai Dimensi Spiritual (20):

Hakekat Thawaf (2)

Selasa, 26 Juli 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Tentu sebagai ibadah formal tertua bagi para makhluk, thawaf juga menirukan apa yang pernah dilakukan nenek moyang kita Adam dan Hawa. Ini semua membuktikan manusia sebagai makhluk mikrokosmos, harus tunduk dan pasrah (islam) dan konsisten (istiqamah) kepada ketentuan Khaliq-nya. Muslim sejati, selain menyatakan kepasrahan total kepada Tuhan, ia juga harus memancarkan nilai-nilai pencerahan dan vibrasi kasih dalam kehidupan ber­masyarakat. Bukannya menebarkan fitnah dan keresahan yang pada gilirannya akan menyulut konflik dan memper­lemah sendi-sendi keutuhan dan kesatuan bangsa, negara, masyarakat, dan ummat.

Baca juga : Hakekat Thawaf (1)

Siapapun pasti tidak pernah bebas dari kekeliruan dan kesalahan. Boleh jadi 24 jam tidak cukup bagi kita untuk membicarakan kelemahan seseorang, tetapi 24 jam juga tidak cukup untuk membicarakan kelebihan orang yang sama. Tuntutan orang-orang yang selalu mengidealisasikan figur manusia tanpa kelemahan dan kekurangan adalah tuntutan yang tidak realistis, bahkan absurd. Namun, jargon ‘kelemahan manusia’ tidak bisa dijadikan alasan untuk me­legitimasi apalagi melanggengkan kesalahan.

Baca juga : Rahasia Sumur Zamzam (3)

Dalam siklus kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa menjalankan fungsi-fungsi thawaf. Orang-orang yang berthawaf di atas rel yang benar, mereka itulah disebut orang-orang yang ber­jalan di atas jalan yang lurus, jalan yang penuh kenikmatan: Ihdina al-shirath al-mustaqim, shirath al-ladzina an’amta ‘alaihim…”. (Q,S. Al-Fatihah/1:6).

Baca juga : Misteri Air Zamzam (2)

Terhadap orang-orang musyrik, yang melakukan loyalitas dan penghambaan ganda kepada lebih dari satu objek yang seharusnya disembah, sesungguhnya mereka telah men­empuh rel menyimpang dalam kehidupan. Mereka inilah yang digambarkan Tuhan dalam Surah al-Hajj: Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS.al-Hajj/22: 31). Ayat yang mirip dengan ini ditemukan berkali-kali di dalam Al-Qur’an.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.