Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bagaimana Merawat Kemabruran Haji? (6)

Memelihara Rasa Tawadhu`

Rabu, 3 Agustus 2022 06:39 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nabi Muhammad SAW adalah teladan tawadhu’ umat manusia. Meskipun ia sebagai Kepala Negara, Panglima Angkatan Perang, Nabi, dan Rasul, serta berbagai jabatan penting lain yang disandangnya, tetap ia menunjukkan ket­awadhuannya yang luar biasa.

Baca juga : Memelihara Qana`ah

Di sebutkan dalam berbagai riwayat, Ia sering menjenguk orang-orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan tanpa membeda-bedakan kelasnya, mengendarai keledai yang hidungnya sudah diikat dengan tali yang terbuat dari sabut, dan mengalasi pelananya yang juga terbuat dari sabut, memberi makan unta dan kambing, menyapu lantai rumah, memperbaiki sandal, menambal baju, makan bersama pembantu, dan membantunya menggiling gandum jika pembantunya lelah, membawa sendiri barang-barang keperluannya dari pasar ke rumahnya, berjabat tangan dengan orang kaya dan miskin, mendahului keduanya memberi salam, tidak pernah mencela makanan yang telah dihidangkan kepadanya walaupun hanya berupa kurma kering, sangat sederhana, lemah lembut dalam berperilaku, mulia dalam bersikap, baik dalam ber­gaul, wajahnya bercahaya, tersenyum tanpa tertawa, sedih tanpa cemberut, berhati lembut dan kasih sayang terhadap sesama muslim, tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda telah makan kenyang, dan juga tidak pernah mengulurkan tangan dengan rakus.

Baca juga : Memelihara Rasa Tawakkal

Bukan hanya Nabi tetapi sahabat senior seperti Umar bin Khattab ra juga melakukan hal yang sama. Ia biasa memi­kul sendiri qirbah, tempat air minumnya. Lalu ada orang berkata kepadanya: “Wahai Amirul mu’minin, hal ini tidak pantas dilakukan bagi Amir al-Mu’minin.” Umar menjawab: “Ketika utusan orang-orang Islam datang kepadaku dengan penuh semangat mendengar dan taat kepadaku, terbetik dalam hatiku rasa kekaguman, maka aku lebih senang menghancurkannya.

Baca juga : Memelihara Kesabaran

Tawadhu ialah meletakkan diri di tempat yang sederhana, kalau perlu di tempat yang paling rendah tanpa pernah memikir­kan satatus diri kita. Adapun tawadhu’ dalam perspektif ahli hakekat ialah pasrah kepada kebenaran dan tidak berpaling dari ketentuan hukum. Ada juga yang mengatakan, tawadhu’ adalah tunduk kepada kebenaran dan menerima dari siapa pun, baik orang kaya, miskin, orang punya kedudukan, orang biasa, orang terpandang, ataupun orang rendahan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.