Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bagaimana Merawat Kemabruran Haji? (2)

Memelihara Tahmid Dan Syukur

Jumat, 29 Juli 2022 06:39 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nabi Ibrahim AS salah satu contoh orang yang selalu bertahmid dan bersyukur. Ia selalu memuji atau bertahmid sepanjang hari-hari perjalanan hidupnya. Begitu kuat rasa syukur dan tahmid Nabi Ibrahim diceritakan, setiap kali makan selalu meminta ada orang lain yang menemaninya. Setiap kali tidak ada orang yang menemani makan setiap itu pula ia pergi ke pasar mencari orang-orang yang belum makan untuk menemaninya makan di rumahnya. Menjamu makan orang lain, terutama bagi mereka yang kelaparan, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Nabi Ibrahim. Menjamu orang lain makan merupakan wujud rasa syukur dan tahmid atas rahmat dan karunia yang diberikan Allah.

Baca juga : Senantiasa Bertaubat

Tahmid ialah ungkapan spontanitas seseorang yang baru saja merasakan nikmat dan karunia Allah SWT dengan men­gucapkan kata hamdalah (al-hamdulillah). Tahmid sudah dipopulerkan sebagai bahasa Indonesia seperti halnya kata syukur. Kata tahmid berasal dari akar kata hamida-yahmadu berarti memuji. Kata hamida digunakan di dalam ayat kedua surah al-Fatihah: Al-hamdu lillahi Rabbil ’alamin (segala puji hanya tertuju kepada Allah, Tuhan alam semesta).

Baca juga : Mengapa Banyak Cerita Unik di Mekkah?

Pujian orang-orang yang selalu bertahmid kepada Allah SWT mendapatkan pujian balik dari Allah Swt dengan ilustrasi dan perumpamaan menarik, seperti dalam firman-Nya: ”Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (Q.S. Al-Taubah/1:111-112).

Baca juga : Hakekat Thawaf (2)

Tahmid bagian dari syukur. Dengan kata lain, syukur cakupannya lebih luas dan lebih jauh. Menurut para ahli hakekat, syukur adalah menyandarkan segala nikmat ke­pada pemberi nikmat dengan sikap rendah diri. Atas dasar pengertian inilah Allah mempunyai sifat asy-syakûr, syukur yang sangat luas. Allah memberikan balasan kepada para hamba-Nya atas kesyukurannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.