Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Dialog antara Begawan Kisawasidi dan Arjuna di Lereng Gunung Kuthorunggu rupanya mengilhami dua jenderal yakni Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam tugas mengamankan NKRI. Begawan Kisawasidi tidak lain adalah Prabu Kresna. Kresna turun gunung untuk memberikan wejangan kepada Arjuna bagaimana memelihara kedamaian mayapada. Secara moral, kedua satria tersebut merupakan titising Dewa Wisnu yaitu dewa yang bertanggung jawab atas ketentraman dunia.
Jendral Sigit cerdas memilih sanggit cerita Wahyu Makutharama dalam pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Jakarta, pekan lalu. Setidaknya ada tiga hal penting kearifan cerita Wahyu Makutharama. Yaitu tentang transisi kekuasaan, rekonsiliasi, dan menyiapkan pemimpin masa depan.
Baca juga : Ajak Kuda Beli Es Krim Via Drive Thru
“Pejabat yang peduli budaya biasanya adem perintahnya, Mo,” celetuk Petruk, cengengesan. Romo Semar mesem dan mengamini apa yang dikatakan anaknya Petruk. Romo Semar senang dan bangga dapat undangan nobar pagelaran Wahyu Makutharama sampai ngebyar. Selain panggungnya luas dan nyaman, pasugatan mbanyu mili tiada henti. Mulai dari sate kambing, aneka rebusan, dan wedang ronde tersaji rapi. Semar flashback ke zaman Mahabarata, saat mengantar Arjuna naik ke lereng Gunung Kuthorunggu.
Kocap kacarito, Wangsite dewa mengatakan bakal turun Wahyu Makutharama pasca kekuasaan era Ramayana. Makutharama merupakan ajaran kepemimpinan dengan mendekatkan diri pada keseimbangan alam semesta. Setidaknya ada delapan watak alam yang dapat dicontoh bagi seorang pemimpin. Kedelapan watak alam yakni mencontoh perilaku matahari, bulan, bumi, bintang, angin, awan, air, dan api.
Baca juga : Resolusi Rama Di Tahun Politik
Prabu Duryudana mengutus Adipati Karna naik ke lereng Gunung Kuthorunggu untuk mencari keberadaan wahyu Makutharama. Adipati Karna tidak sendirian mencari wahyu ratu. Para Kurawa ikut serta mengawal Adipati Karna sampai Kuthorunggu. Dalam perjalanan Karna dan Kurawa dihadang oleh kera putih Anoman. Begawan Kisawasidi memberi tugas kepada Anoman untuk melarang siapa saja tidak boleh naik ke lereng gunung Kuthorunggu. Terjadilah pertempuran antara Adipati Karna dan Anoman. Karna dan Kurawa kewalahan menghadapi kesaktian Anoman.
Di sisi lain, Prabu Puntodewa minta Arjuna sebagai wakil satria Pandawa untuk mencari wahyu Makutharama. Bagi Arjuna mencari wahyu bukan hal yang baru. Arjuna sudah biasa melakukan laku tapa brata. Maka begitu dapat tugas mencari Wahyu Makutharama, Arjuna tidak menemui kesulitan. Arjuna dengan mudah naik ke Kuthorunggu tanpa sepengetahuan Anoman sebagai juru kunci.
Baca juga : Prabu Dasarata Sembrono
Arjuna berhasil menemui Begawan Kisawasidi. Dengan bahasa spiritual, Arjuna minta wejangan ajaran Hastabrata. Yaitu delapan watak alam yang harus dipahami seorang pemimpin. Selain ajaran kepemimpinan, Makutharama merupakan sarana peralihan kekuasaan dari zaman Ramayana ke Mahabarata. Peralihan kekuasaan biasanya menyisakan konflik berkepanjangan. Turunnya wahyu Makutharama dimaknai sebagai ajang rekonsiliasi antara pengikut Prabu Rama dan Rahwana. Jangan sampai konflik Ramayana dibawa ke Mahabarata.
“Tugas Prabu Kresna dan Arjuna sangat berat, Mo,” sela Petruk, membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Sebagai bhayangkaraning praja harus siap mengamankan transisi kekuasan,” jawab Romo Semar pendek. “Peralihan kekuasaan harus berjalan lancar dan aman. Jangan sampai menimbulkan rasa takut pada rakyat yang notabennya adalah pemegang amanah kekuasaan,” papar Romo Semar. Oye
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.