Dark/Light Mode
Sebelumnya
Maksud ayat dan hadis di atas jelas, kita sebaiknya menghindari polemik yang tidak produktif.
Contoh polemik yang tidak produktif ialah kebiasaan seseorang untuk selalu mengkritisi, memojokkan, melemahkan, dan menyalahkan setiap gagasan yang muncul dari orang lain.
Sungguh pun itu nyata-nyata sudah benar, tetapi kebenaran itu bukan muncul dari dirinya maka ia berusaha mencarikan celah untuk melemahkannya. Seolah-olah tidak boleh kebenaran itu muncul dari orang lain.
Baca juga : Menjadikan Hukum Islam Sebagai Living Law
Mengkritisi sah-sah saja, tetapi kalau sudah menjadi semacam kebiasaan atau sudah menjadi karakter, setiap gagasan kreatif muncul dari orang lain pasti salah atau mengandung banyak kelemahan, maka ini yang tidak terpuji.
Di dalam kehidupan berpartai dan kajian-kajian keilmuan, sering kali dijumpai orang-orang yang tidak bisa mengendalikan diri.
Ia selalu menampilkan syahwat berpolemik sehingga orang lain selalu salah. Dirinya sendiri yang selalu merasa benar.
Baca juga : Politik Imigrasi Dunia Islam
Sekalipun nyata-nyata salah dan pendapatnya menderita kelemahan logika, kasih tetap saja memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan pengakuan kebenaran dari orang lain, minimal dikatakan sama-sama mempunyai kelemahan.
Cukup satu saja orang seperti ini di dalam sebuah komunitas sudah sangat merepotkan, apalagi jika sudah banyak.
Orang-orang seperti ini cenderung menyedot energi, waktu terbuang mubazir, dan seringkali menimbulkan percekcokan dan perpecahan.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.