Dark/Light Mode

Reaktualisasi Tahun Baru Hijriyah (2)

Memahami Asal-usul Kalender Hijriyah (1)

Selasa, 3 September 2019 11:25 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap even penanggalan memiliki sejarahnya sendiri. Seperti kalender Miladiyah (Masehi) yang memiliki sejarah, kalender hijriyah juga memiliki sejarah tersendiri. Perbedaan paling menonjol, kalender Miladiyah (M) menggunakan perhitungan matahari sebagai patokan, sedangkan perhitungan kalender Hijriyah (H) menggunakan perhitungan bulan. 

Dibanding kalender H, kalender M lebih tua, karena dihubungkan dengan kelahiran Nabi Isa atau Yesus Kritus menurut keyakinan umat kristiani. Antara keduanya terpaut cukup panjang, sekitar 579 tahun, seperti yang baru saja kita saksikan, umat Islam memperingati tahun baru Hijriyah yang ke-144. 

Baca juga : Mengenang Maqam Rasulullah SAW

Sebelum Islam datang, bangsa menggunakan sistem penanggalan lunisolar dan tahunnya dihubungkan dengan peristiwa terpenting dalam tahun itu. Misalnya Nabi Muhammad dilahirkan pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Disebut Tahun Gajah karena pada tahun itu terjadi kejadian dahsyat, yaitu musnahnya pasukan bergajah yang dipimpin langsung oleh raja Abrahah dari Yaman. 

Tahun-tahun berikutnya dicari lagi peristiwa penting yang terjadi di kawasan jazirah Arab yang bernilai penting. Sampai pada masa Rasulullah saw, para sahabat sering menggunakan momentum itu sebagai penanda tahun, misalnya kejadian Bai’atul ’Aqabah pertama terjadi pada bulan Zulhijjah tahun ke-11 dari kenabian, Bai’atul ’Aqabah kedua (kubra) terjadi dalam bulan Zulhijjah tahun ke-14 dari kenabian. Sahabat lain secara tradisional masih menggunakan penanggalan tradisi Arab. Ketika dunia Islam semakin meluas sampai keluar dari jazirah Arab, terutama pada zaman pemerintahan Khalifah Umar (635-645 M) yang meluas sampai ke Mesir, Persia, dan berbagai wilayah di luar Arab lainnya. 

Baca juga : Memahami Makna Simbolik Haji: Misteri Air Zamzam (2)

Khalifah umar mulai menertibkan administrasi pemerintahan dengan mengangkat beberapa sahabat untuk menjadi Gubernur di antaranya: Muawiyyah diangkat menjadi Gubernur di Syiria, termasuk wilayahnya adalah Yordania. Amru bin Ash diangkat menjadi Gubernur Mesir. Musa Al-As’ari diangkat menjadi Gubernur Kuffah. Mu’adz bin Jabal diangkat menjadi Gubernur Yaman. Abu Hurairah diangkat menjadi Gubernur Bahrain. Dalam mengatur pemerintahan, timbul berbagai persoalan, termasuk di antaranya sistem penanggalan yang tidak seragam.

Dalam tahun ke-5 pemerintahan Khalifah Umar, beliau mendapat surat dari Musa Al-Asy’ari Gubernur Kuffah, salah satu yang dipersoalkan ialah sistem kalender pemerintahan. Dalam isi suratnya disebutkan: “Gubernur Musa Al As’ari menulis surat kepada Umar bin Khatthab. Sesungguhnya telah sampai kepadaku dari kamu beberapa surat tetapi surat-surat itu tidak ada tanggalnya.” 

Baca juga : Memahami Makna Simbolik Haji: Asal Usul Air Zamzam

Setelah itu, Khalifah Umar bin Khatthab mengumpulkan para tokoh dan para sahabat yang berada di Madinah untuk menyepakati sistem penanggalan pemerintahan. Dalam musyawarah tersebut dibicarakan rencana akan membuat Tarikh atau kalender Islam. Dalam musyawarah itu muncul berbagai usul tentang momentum yang akan digunakan sebagai penanggalan H. Setidaknya ada lima usul yang muncul dalam musyawarah itu, yaitu:1) Momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW. (‘Aam al-Fill, 571 M). 2) Momentum pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul (‘Aam al-Bi’tsah, 610 M). 3) Momentum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. 4) Momentum wafatnya Nabi Muhammad SAW. 5) Momentum Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah atau pisahnya negeri syirik ke negeri mukmin. Pada waktu itu, Mekkah dinamakan Negeri Syirik atau bumi syirik. Pendapat terakhir ini diusulkan oleh Ali ibn Abi Thalib. 

Akhirnya musyawarah yang dipimpin oleh Amirul Mukminin, Umar Ibn Khatthab sepakat memilih momentum yang dijadikan awal kalender Islam ialah Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Momentum inilah yang menjadi cikal bakal kalender Islam.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.