Dark/Light Mode

Menggagas Fikih siyasah Indonesia (9)

Pengalaman Suksesi Pasca Khulafaur Rasidin

Jumat, 26 Mei 2023 05:50 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Masyarakat Syam (sekitar Syiria sekarang) menolak membai’at Ali. Ini bisa dipahami karena Mu’awiyah pernah menjadi Gubernur di sana.

Keunggulan Mu'awiyah cs di dalam berdiplomasi membuat Ali terpojok. Mu’awiyah berusaha membersihkan diri dengan mengatakan, "sesungguhnya akutidak membenci Ali".

Dia bahkan bersumpah “Demi Allah” sambil memberikan pengakuan bahwa dialah paling tepat menjadi khalifah dilihat dari berbagai sudut pandang.

Persoalannya ialah, kenapa Ali tidak mau menyerahkan pelaku pembunuhan sepupu Mu’awiyah, yakni Utsman ibn Affan yang dibunuh secara keji.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Ali ibn Abi Thalib

Dia mengatakan, "jika Ali mau menyerahkan pelakunya kepada pihak kami, maka kami akan membai’atnya.

Namun, Ali tidak mau menyerahkan sang pelaku, yang ditanggapi oleh sebagian orang bahwa berarti dia ada di belakang peristiwa itu.

Akhirnya, perang saudara tak dapat dihindari. Mu’awiyah mengambil Aisyah, isteri Nabi dan putri Abu bakar, berada di pihaknya, melawan pasukan Ali yang tentu saja didukung istrinya, Fathimah, yang juga merupakan putri Nabi.

Umat Islam betul-betul terpecah dan perang saudara terjadi amat dahsyat dan menimbulkan banyak korban.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Utsman ibn `Affan

Pihak Mu’awiyah mengusulkan gencatan senjata melalui juru bicaranya, Amr ibn ‘Ash, dengan mengangkat Al-Qur’an di ujung tombaknya.

Abu Musa al-Asy’ary yang dikenal alim menerima gagasan itu. Amr Ibn ‘Ash meminta semua pihak agar mengeliminir khalifah yang ada, baik Ali maupun Mu’awiyah.

Abu Musa mewakili Ali menyetujuinya. Begitu Abu Musa menyatakan persetujuan itu, maka Amr ibn ‘Ash langsung membai’at Mu’awiyah sebagai khalifah untuk mengisi kekosongan pemerintahan.

Tentu saja pihak Ali tidak setuju karena itu dianggap sebagai akal bulus. Akhirnya terjadi perang, yang pada akhirnya mengorbitkan Mu’awiyah sebagai Khalifah.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Umar Ibn Khattab

Mu’awiyah mengubah suksesi dari sistem musyawarah ke sistem monarki (system kerajaan), yang diwarisi oleh generasi penguasa sesudahnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.