Dark/Light Mode
Sebelumnya
Keberadaan ego spiritual tak ada ubahnya dengan ego duniawi yang lebih menekankan ego individualitasnya. Orang-orang seperti inilah yang disebut di dalam Al-Qur’an tidak memiliki bekas-bekas sujud (atsar al-sujud). Bekas sujud dalam Al-Qur’an bukan dengan sengaja menghitamkan dahi di atas kening seperti dilakukan segelintir orang yang memahami secara tekstual ayat tadi. Atsar sujud ialah komitmen sosial yang tinggi dimiliki seseorang sebagai bagian dari penghayatan nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
Baca juga : Memberi Kemerdekaan Dalam Berkeyakinan
Di antara ego spiritual ialah menikmati pujian orang-orang yang mengaguminya lantaran banyaknya ibadah yang dilakukan. Mungkin ia melaksanakan puasa Senin-Kamis, shalat-shalat rawatib tidak ada yang ditinggalkan, dan zikirnya jalan terus, lalu dengan enteng memandang enteng orang lain yang tidak seperti dengannya. Amal-amal kebajikannya lebih banyak digunakan untuk mengaktualisasikan diri sehingga orang takjub dan menikmati pujian-pujian mereka.
Baca juga : Pemerataan Dunia Pendidikan
Hanya karena keterampilannya menggunakan topeng-topeng kepalsuan maka ia tidak dipermalukan orang lain. Jika tidak ada yang memujinya, misalnya dengan mencium tangan atau berbagai macam bentuk kultus lainnya, maka seharian itu kehilangan semangat. Semakin banyak yang memujinya semakin mabuk dengan pujian itu lantas rekayasa dilakukan sedemikian rupa agar orang lain memujinya.
Baca juga : Mengakomodasi Kearifan Lokal
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Sabtu, 29 Juli 2023 dengan judul Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (60), Meredam Ego Spiritual
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.