Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din, karya genuine Imam Al-Gazali disebutkan sebuah riwayat menarik untuk kita simak dalam upaya mempromosikan umat ideal (kahira ummah). Ada seorang perempuan nakal datang menghampiri seorang arif.
Ia bermaksud untuk meminta nasehat bagaimana meninggalkan dunia hitam yang selama ini degelutinya. Ia juga akan menanyakan masih adakah harapan Tuhan memaafkan dan menerima tobatnya setelah malang melintang hidupnya di tengah lumpur dosa.
Namun, orang arif dan sekaligus ahli ibadah itu, menolak dengan tegas, karena jangan sampai kehadirannya mencemari majlis yang selama ini dibinanya.
Baca juga : Memberi Kemerdekaan Dalam Berkeyakinan
Mendengarkan cerita ini, maka Nabi menanggapai bahwa orang yang mengklaim dirinya orang arif itu adalah penghuni neraka dan perempuan nakal yang karena ketulusannya ingin bertaubat adalah penghuni syurga, subhanallah.
Sang arif tadi sepertinya memang tidak sejalan dengan prinsip Q.S. Al-Ma’un, yang intinya menjelaskan kriteria kualitas keberagamaan seseorang tidak diukur dari banyaknya ibadah mahdhah yang dilakukan, tetapi juga ibadah sosial, seperti memperhatikan nasib fakir miskin dan anak yatim piatu. Bahkan, dalam surah itu juga dinyatakan celakalah bagi orang shalat yang shalatnya tidak membawa dampak sosial kemasyarakatan.
Aktifitas ibadah dan spiritual yang dilakukan tanpa memperdulikan lingkungan masyarakat di mana ia berada malah dikhawatirkan terjebak dengan apa yang disebut dengan ego spiritual.
Baca juga : Pemerataan Dunia Pendidikan
Ego tidak semata-mata bisa diukur berdasarkan ukuran-ukuran fisik, seperti keinginan kuat untuk memiliki jabatan kekayaan fisik lainnya, tetapi juga dalam bidang spiritual. Seringkali seseorang terlihat low profile, tetapi secara spiritual menyimpan sesuatu yang tercela di mata Tuhan.
Ego spiritual terjadi ketika orang-orang yang terlalu mengedepankan hubungan vertikalnya dengan Tuhan tanpa mau tahu lingkungan masyarakat sekitarnya. Bahkan ia cenderung menghindarinya karena seolah-olah dirinya sudah tidak selevel dengan mereka.
Ia mengklaim dirinya sebagai orang-orang kelas atas dalam dunia spiritual. Ia memilih-milih sahabat dan menghindari orang-orang yang justru memelukan perhatian dan kasih sayang serta bimbingan. Jika orang-orang ini dijauhi lantas mereka semakin jauh dengan Tuhan, sementara kita dengan asyiknya beribadah sendirian tanpa kehadiran mereka yang boleh jadi menyita waktu, tenaga, pikiran, dan materi, maka kita termasuk kategori ego spiritual.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.