Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (88)

Mencontoh Ketegasan Nabi Terhadap Korupsi (1)

Sabtu, 9 September 2023 05:54 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak sekali hadis ­Nabi menceritakan kalau Nabi ­sangat tegas menyikapi segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Reaksi keras Nabi terhadap praktek KKN terutama setelah ia hijrah ke Madinah. Lebih khusus lagi setelah pertumbuhan ekonomi Madinah semakin baik.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Madinah maka cerita-cerita penyimpangan dan penyelewengan di dalam masyarakat juga sudah mulai marak.

Baca juga : Menutup Pintu Korupsi: Sogok (Risywah)

Dari sinilah Nabi mulai mengambil tindakan tegas terhadap para koruptor. ­Seolah Nabi menyadari bahwa tidak mungkin laju pertum­buhan ekonomi bisa bertahan di dalam masyarakat spekulatif dan dan koruptif. Karena itu ia sangat bersikap tegas terhadap segala macam bentuk ­permainan ­spekulasi harga, apalagi perjudian, dan tindakan korupsi.

Suatu saat Nabi menghadapi suatu kenyataan pahit. Putri tunggalnya, Fatimah, meminjam kalung perhiasan hasil ­rampasan perang (gani­mah) dari seseorang prajurit Nabi. Usamah yang kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang nabi menyampaikan hal ini kepada Nabi.

Baca juga : Pelajaran Politik Dari Ratu Balqis

Menge­ta­huai ­kejadian ini maka Nabi langsung bereaksi seba­gai­mana dijelaskan di dalam Ha­­dis Bukhari-Muslim yang diriwayat­kan oleh ­Aisyah ra, bahwa Nabi mengecam per­­buatan putrinya dengan me­nceritakan: “Pengalaman umat terdahulu hancur karena mereka menegakkan hu­kuman terhadap orang-orang hina dan ­mereka tidak menegakkan ­hukum terhadap orang-orang yang terpandang. Demi Zat yang  jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah binti Muhammad mela­kukan pencurian atau korupsi niscaya aku potong tangan­nya”. (HR. Bukhari-Muslim).

Orang yang sudah setingkat Nabi, apalagi Nabi Muhammad SAW, keadilan di mata ­Allah SWT di atas segala-galanya. Jika Nabi Ibrahim rela menggorok putra kesayangannya, Ismail, maka sumpah Nabi juga dilakukan sebagai wujud keseriusan akan keinginan Nabi mene­gakkan keadilan walai itu melanda anak ­tunggal kesayangan­nya sen­diri, seba­gai­mana di­ungkapkan dalam hadis di atas.

Baca juga : Politik Santun

Selain sikap tegas, kearifan Nabi juga terlihat di dalam kasus tersebut di atas. Fatimah, putrinya, yang menggunakan kalung ­per­­hiasan harta ganimah itu hanya ­dipinjam. Tidak dijelaskan dalam hadis itu apakah hanya dipinjam ­untuk dicoba sesaat atau dipinjam dalam waktu lama. Yang jelas reaksi Nabi sangat tegas ­menerima informasi itu. Se­mangat anti kolusi Nabi di dalam hadis itu sangat menonjol.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.