Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menggapai Kesejukan Beragama (7)

Meninggalkan Ekslusivisme Beragama

Minggu, 22 September 2019 07:23 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang muslim menjalankan syari’ah Islam dan memaksakan kehendaknya dengan cara-cara kekerasan, agar orang lain seperti dirinya tanpa menghiraukan prinsip prinsip da’wah, maka yang bersangkutan biasa disebut dengan kelompok garis keras atau ekslusivisme (tasyaddud).

Yang lainnya orang yang mengamalkan syari’ah Islam tanpa menghiraukan kesehatan diri dan kemaslahatan keluarga dan orang lain maka itu disebut guluw.

Tasyaddud dan guluw keduanya merupakan bentuk pengamalan syari’ah tetapi dicela di dalam Al-Qur’an. Ekslusivisme sering diklaim sebagai penganut faham keagamaan garis keras (hardliner).

Jika ia berupaya mengontrol pengamalan Syari’ah di dalam masyarakat dan melakukan tindakan atau penilaian ekstrem kepada orang lain, biasanya disebut tasyaddud ekslusifisme.

Baca juga : Menanggalkan Ego Spiritual

Jika sudah melakukan aksi kekerasan secara nyata dan menimbulkan kecemasan dan ketakutan kepada orang lain, maka orang itu disebut teroris.

Sebelum menjadi tasyaddud biasanya diawali dengan perilaku guluw. Karena itu praktek guluw perlu dicermati, karena keduanya berpotensi menimbulkan masalah di dalam masyarakat.

Namun perlu ditegaskan jangan sampai klaim ini digunakan sebagai kekuatan untuk mendiskreditkan atau mengucilkan seseorang karena alasan-alasan subyektif, misalnya karena yang bersangkutan saingan politik.

Suatu ketika Rasulullah didatangi seorang sahabat Nabi dengan mengatakan, Alhamdulillah saya sudah lama tidak lagi makan siang. Rasulullah bertanya kenapa?

Baca juga : Merawat Moderasi Muslim

Maka ia menjawab karena berpuasa sepanjang hari. Rasulullah bukannya memberikan apresiasi positif tetapi marah dengan mengatakan, aku Nabi tetapi masih memberi hak terhadap anggota badan untuk makan.

Dalam hadis lain Rasulullah meminta sahabat-sahabatnya cukup dengan puasa Daud, puasa Senin Kamis, dan lain-lain. Tidak lama kemudian datang lagi seorang sahabat kepadanya dan menyampaikan kepada Rasulullah bahwa alhamdulillah, sudah lama saya tidak tidur malam.

Rasulullah bertanya kenapa? Sahabat itu menjawab, malam-malam aku gunakan shalat sepanjang malam.

Rasulullah menjawab dengan agak kesal dengan mengatakan, saya ini Nabi tetapi tetap memberikan hak-hak badan saya untuk tidur.

Baca juga : Mengedepankan Kejujuran

Sahabat lain datang lagi menyampaikan kepada Rasulullah kalau dirinya sudah tidak pernah lagi berhubungan suami isteri.

Rasulullah bertanya kenapa? Lalu menjawab habis waktu saya untuk beribadah dan membersihkan diri.

Rasulullah menanggapinya dengan agak marah, saya ini nabi tetapi masih tetap memberikan hak-hak kepada isteri-isteri saya.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.