Dark/Light Mode

Menggapai Kesejukan Beragama (9)

Menziarahi Non Muslim

Selasa, 24 September 2019 07:28 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang, bolehkah membesuk atau menjenguk orang-orang non muslim yang sedang sakit atau meninggal?

Dalam Islam, sebetulnya tidak perlu pertanyaan ini muncul karena sejak semula Islam turun sampai sekarang tidak pernah ada larangan dari manapun bagi umat Islam untuk saling mengunjungi satu sama lain.

Sungguh pun berbeda agama dan kepercayaan. Anas bin Malik meriwayatkan, suatu ketika seorang laki-laki Yahudi sedang sakit keras dibesuk oleh Nabi.

Bahkan Nabi duduk di samping orang Yahudi tersebut. Selain mendoakan, Nabi juga menasehatinya agar mau menerima Islam sebagai agamanya. Pasien Yahudi ini menatap ayahnya yang kebetulan juga duduk di samping anaknya.

Baca juga : Tidak Gampang Mengkafirkan Orang

Ayahnya menyampaikan kepada anaknya yang terbaring sakit dengan mengatakan: Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh Abul Qasim (Nabi).

Lalu laki-laki tersebut masuk Islam. Nabi merespon laki-laki yang baru bersyahadat ini dengan berdiri sambil memuji Allah SWT: “Segala puji bagi Allah, menyelamatkannya dari api neraka”.

Dalam kesempatan lain, ada seorang pemuda non muslim tidak jauh dari rumah Nabi setiap hari kerjanya menghina Nabi dengan berbagai hinaan yang keji, termasuk di ataranya setiap hari membuang kotoran di depan pintu rumah Nabi.

Nabi pun setiap hari tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran itu. Suatu hari orang itu absen tidak membuang kotoran ke depan rumah Nabi karena ia sakit.

Baca juga : Meninggalkan Ekslusivisme Beragama

Akhirnya Nabi membesuk orang itu. Dengan lembut Nabi menanyakan penyakit apa gerangan yang engkau derita sehingga engkau tidak melakukan kebiasaanmu di depan pintu rumah kami.

Si pemuda itu menangis dengan mengatakan, sekian banyak temanku ternyata engkau yang paling kubenci paling pertama membesuk aku ketika aku sedang sakit.

Saksikanlah ya Rasulullah, saya menyatakan dua kalimat syahadat sekarang sebagai wujud ketakjubanku terhadapmu.

Tradisi Nabi suka membesuk dan mendoakan orang sakit, baik dari kalangan muslim maupun non muslim, termasuk yang selama ini memusuhi dan paling membenci dirinya.

Baca juga : Menanggalkan Ego Spiritual

Nabi tidak pernah dikendalikan oleh nafsu amarah di dalam merespons setiap perlakuan terhadap dirinya. Baik terhadap orang-orang yang setengah mati memujinya maupun orang-orang yang setengah mati membencinya.

Ini nasehat penting buat kita bahwa jangan mengambil keputusan saat kita sedang diliputi emosi, karena hampir setiap keputusan yang diambil saat kita sedang emosi; baik emosi kegembiraan maupun emosi kemarahan, pada umumnya berakhir dengan penyesalan.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.