Dark/Light Mode

Membaca Trend Globalisasi (31)

Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Globalisasi Sufi Dancing (2)

Senin, 7 Januari 2019 09:01 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Usaimelakukan tarian sufi, mereka duduk terpaku di tempat semula sambil tafakkur. Seolah-olah seluruh sel dalam tubuhnya juga ikut tafakkur merasakan nikmatnya cinta sejati Tuhan. Selang beberapa menit mereka kembali mengenakan jubah hitam lalu melakukan penghormatan terakhir kepada Syekh sambil berbaris meninggalkan tempat pertunjukan yang diiringi oleh warna musik. 

Semua ikut terharu dan sebagian di antara para pengunjung tidak tahan menahan air mata haru. Meskipun para penari sufi sudah masuk ke dalam biliknya tetapi para pengunjung seakan masih terpaku di tempat duduk mereka, terkesima dengan penampilan lagu dan tari sufi Jalaluddin Rumi yang di Konya dikenal dengan Sema.  Penulis sempat berbincang dengan salahseorang di antara para anggota tim penari Sema. Pengalaman pertama menjadi penari sufi dilatih dengan kedisiplinan dan sejenis pemberkahan dari Syekh dengan sejumlah pantangan. Menjelang melakukan tarian ia terlebih dahulu harus membersihkan diri dari kotoran fisik dan psikis, diawali dengan shalat-shalat sunnat kemudian bertafakkur. 

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Globalisasi Sufi Dancing (1)

Dengan prosessing awal itu maka seorang penari seolah mempunyai energi batin untuk sanggup berputar seperti gasing berjam-jam tanpa gangguan fisik, seperti muntah atau pusing. Sebaliknya, menurut pengakuannya, ia bahkan lebih sehat dan tenang seusai melakukan tarian itu. Jika ada di antara penari sufi yang jatuh atau muntah maka oleh Syekh diminta untuk memotong hewan untuk diqurbankan kepada fakir miskin, namun amat jarang yang terjatuh sepanjang para penari melakukan perosessing awal dengan baik. 

Sebelum acara di mulai, diawali oleh pembacaan riwayat hidup Jalaluddin Rumi sekaligus mengingatkan secara batin kedikjayaan sufi besar itu kepada tim pemusik dan tim penari serta para penonton. Ribuan penonton yang menduduki gedung yang mirip bangunan stadion mini terdiam bisu. Para penonton diminta untuk mematikan HP dan tidak diperkenankan membawa makan dan minuman. Ketika tarian dimulai, tidak sedikit di antara para pengunjung histeris dan bahkan tidak sadarkan diri. Antisipasi panitia yang cukup berpengalaman maka sesegera mungkin orang itu didekati dan didiamkan supaya kekhusyukan terpelihara. 

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Antara Dekadensi & Pembengkakan Kualitas

Di luar gedung utama terdapat juga beberapa gedung lain yang berisi museum, perpustakaan, dan semacam diorama. Di kota Konya sendiri terdapat berbagai bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Salyuk di abad ke-11, seperti beberapa mesjid dan istana yang dirawat dengan baik. Tidak heran kalau kota Konya menjadi sasaran turis kedua setelah kota Istanbul. Di sekitar kota Konya juga ada sejumlah kota penting lain seperti Kaisary, perjalanan 4 jam dengan naik mobil yang juga menyimpan peninggalan sejarah, seperti Rumah Sakit pertama di dunia yang dibangun di abad ke-12. Di dekat kota ini juga terdapat bangkai perahu Nabi Nuh. 

Turki memang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan muslim. Di Istanbul, selain menyuguhkan pemandangan indah yang terkenal dengan selat Bosporusnya, dengan jembatan yang menghubungkan Asia dan Eropa, juga kota ini menyimpan sejumlah peninggalan berharga. Di antaranya rambut, jenggot, dan peralatan perang Nabi, seperti pedang, salahsatu mushaf Qur’an yang diyakini mushaf Utsmani, masih tersimpan rapi di museum Istanbul. 

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Menawarkan Konsep Deradikalisasi Ala Indonesia

Ruang khusus ini dibacakan Al-Qur’an non-stop secara bergiliran oleh para Qari. Museum ini sendiri semula sebagai istana kerajaan Turki Utsmani yang letaknya sangat indah, menghadap ke Bosporus. Di kota ini juga terdapat 8 maqam sahabat Nabi, di antaranya Muhammad Al-Anshari yang rumahnya dijadikan rumah pertama yang disinggahi unta Nabi ketika Nabi hijrah ke Madina. Setelah Rasulullah wafat, Al-Anshari melakukan misi da’wah ke Istanbul dan syahid di kota ini.
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.