Dark/Light Mode

Deteksi Dini Ancaman Terhadap Demokrasi Pancasila

Senin, 13 Mei 2024 07:17 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Demokrasi Pancasila merupakan prinsip dasar negara Indo­nesia yang menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama. Namun, di tengah dinamika globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang cepat, terdapat berbagai ancaman yang dapat mengganggu fondasi demokrasi ini.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mewaspadai berbagai potensi ­ancaman terhadap Demokrasi Pancasila. Salah satu ancaman utama terhadap Demokrasi Panca­sila adalah dominasi kepentingan politik dan ekonomi dari pihak asing. Di mana masuknya modal politik atau pengaruh eksternal dapat mempengaruhi keputusan politik di dalam negeri, dan mengaburkan batas antara kepentingan nasional dan asing.

Baca juga : Pemerintahan Prabowo: Sinergi Dan Merajut Dengan Megawati, SBY, Jokowi Untuk Kesuksesan

Bersamaan pula potensi penga­ruh budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, merupakan tantangan yang perlu dihadapi. Penyebaran budaya konsumerisme yang tidak terkendali, atau glorifikasi gaya hidup dari luar negeri, dapat mengancam kesetaraan sosial dan memengaruhi identitas budaya masyarakat Indonesia. Jika nilai-nilai luar negeri lebih dominan daripada nilai-nilai lokal, hal ini dapat menyebabkan hilangnya jati diri bangsa Indonesia.

Sehingga identitas ke­bangsaan Indonesia, yang dibangun di atas pijakan kebhinekaan dan ke­satuan, telah menjadi fondasi yang teguh bagi negara ini –justru bisa rapuh. Maka era globalisasi yang dipenuhi oleh dominasi budaya asing, karuan saja menjadi risiko pengikisan identitas ini yang semakin nyata. Padahal Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan keanekaragaman budaya. Dari Sabang hingga Merauke, kita menyaksikan keberagaman adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang memperkokoh keberagaman sebagai salah satu kekayaan terbesar bangsa ini.

Baca juga : Tantangan Demokrasi Pancasila Menuju Indonesia 2045

Namun, ketika budaya asing mengambil alih panggung, ada ancaman bagi keberlanjutan keberagaman ini. Ketimpangan antara budaya lokal dan budaya ­asing dapat menimbulkan disonansi dalam kehidupan masyarakat. Bagaimanapun juga dominasi budaya asing memiliki potensi untuk mengubah perilaku, gaya hidup, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia. ­Popularitas media massa asing dan platform digital telah mengubah preferensi konsumsi hiburan dan informasi dari budaya lokal ke budaya asing. Dampaknya, minat terhadap seni, tradisi, dan bahasa lokal menurun.

Sementara itu di sektor ­ekonomi, dominasi budaya ­asing juga berdampak pada pola konsumsi masyarakat. Munculnya merek-merek internasional dan budaya konsumerisme yang diperkenalkan oleh budaya ­asing dapat mengurangi nilai kese­derhanaan dan kebijaksanaan lokal. Akibatnya, produk dan gaya hidup lokal menjadi kurang diminati, yang mengancam kelangsungan industri kreatif dan tradisional di Indonesia.

Baca juga : Hikmah Demokrasi Dalam Perspektif Pancasila

Dampaknya terhadap identitas kebangsaan juga terlihat dalam ranah politik dan sosial. Jika nilai-nilai luar negeri mendominasi nilai-nilai lokal, masyarakat Indonesia mungkin meng­alami kebingungan identitas dan kurangnya rasa kebangsaan. Hal ini berpotensi menyebabkan polarisasi sosial dan konflik antarkelompok masyarakat, yang mengancam persatuan dan stabilitas bangsa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.