Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Real Madrid, Athletic Dan Villareal Masih Tempel Barcelona
- Arsenal Tertahan, Liverpool Tunda Pesta Kemenangan
- Mantan Presiden Korsel Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Gara-Gara Menantu
- Innalillah! Raminten Meninggal Dunia, Ini Sejarah Dan Sosok Dari Nama Ikonik Itu
- Rosan Luruskan Fakta: LG Tidak Mundur Tapi Diputus, Penggantinya Huayou

Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Sebelumnya
Mempertahankan identitas kebangsaan Indonesia dalam menghadapi dominasi budaya asing adalah suatu keharusan yang tak bisa diabaikan. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan mempromosikan budaya lokal sebagai bagian integral dari identitas nasional. Ini bisa dilakukan melalui kebijakan publik yang mendukung industri kreatif lokal, pendidikan yang memperkuat kesadaran akan warisan budaya, dan promosi budaya lokal di tingkat nasional maupun internasional.
Bersamaan pula peran aktif masyarakat sangat penting dalam mempertahankan identitas kebangsaan. Melalui apresiasi dan partisipasi dalam kegiatan budaya lokal, masyarakat dapat menghargai nilai-nilai warisan nenek moyang dan menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.
Dalam era globalisasi yang semakin terkoneksi, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara memperkaya diri dengan budaya asing dan mempertahankan identitas kebangsaan. Hanya dengan melakukan itu, kita dapat memastikan bahwa jati diri bangsa Indonesia tetap kokoh dan tegar, menghadapi tantangan budaya asing yang terus berkembang.
Baca juga : Pemerintahan Prabowo: Sinergi Dan Merajut Dengan Megawati, SBY, Jokowi Untuk Kesuksesan
Di mana globalisasi juga telah menjadi motor utama dalam penyebaran budaya asing dan transnasional di seluruh dunia. Dalam era informasi yang bergerak cepat dan konektivitas global yang semakin erat, pengaruh budaya dari luar negara dengan mudah menembus batas-batas nasional. Maka ini jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap beragam aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian dapat ditelisik bahwa globalisasi juga memfasilitasi penyebaran budaya asing melalui berbagai media massa. Program televisi, film, dan musik dari luar negeri sekarang mudah diakses oleh masyarakat Indonesia melalui saluran televisi kabel, internet, dan platform streaming. Akibatnya, gaya hidup masyarakat Indonesia dapat dipengaruhi oleh tren budaya dari berbagai belahan dunia. Tren fashion, gaya rambut, dan pola konsumsi makanan dapat terpengaruh oleh kepopuleran dari negara-negara Barat atau Asia.
Teknologi informasi juga berperan besar dalam penyebaran budaya asing. Melalui internet dan media sosial, individu dapat dengan mudah terkoneksi dengan budaya dan nilai-nilai dari berbagai negara. Platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi tempat bagi individu untuk berbagi pengalaman dan ide-ide, termasuk budaya mereka sendiri.
Baca juga : Tantangan Demokrasi Pancasila Menuju Indonesia 2045
Maka dampak dari penyebaran budaya asing dan transnasional ini tidak dapat diabaikan. Salah satu dampak utamanya adalah terhadap nilai-nilai dan identitas budaya masyarakat Indonesia. Dengan semakin terbuka terhadap budaya asing, ada risiko bahwa nilai-nilai tradisional dan identitas lokal dapat tergerus. Generasi muda Indonesia mungkin lebih terpapar pada nilai-nilai individualisme dan konsumerisme Barat daripada pada nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang merupakan bagian dari budaya lokal.
Oleh karenanya dalam menghadapi pengaruh budaya asing dan transnasional, penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga keseimbangan antara memperkaya diri dengan budaya asing dan melestarikan identitas budaya mereka sendiri. Pemerintah juga harus memainkan peran dalam mengatur penyebaran budaya asing yang sehat dan memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai dan identitas budaya lokal.
Dengan demikian, kita dapat menghadapi tantangan globalisasi dengan bijaksana dan memastikan bahwa Indonesia tetap kuat dalam menghadapi arus budaya global yang terus berkembang.
Baca juga : Hikmah Demokrasi Dalam Perspektif Pancasila
Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, adalah mantan Gubernur Lemhannas RI (2001-2005) dan Direktur Jenderal Sosial Politik Depdagri RI (1998-2000). Kini menjabat Ketua Dewan Pembina Center for Geopolitics & Geostrategy Studies Indonesia (CGSI), Ketua TIM Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya