Dark/Light Mode

Teosofi Haji Dan Umrah (2)

Prediksi Malaikat Benar

Kamis, 16 Mei 2024 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Setidaknya ada dua alasan malaikat mempertanyakan kebi­jakan Tuhan. Pertama, manusia nanti akan merusak alam semesta (yafsidu fiha) dan kedua, manusia akan melakukan pertumpahan da­rah. Apa yang diprediksi malaikat memang sudah terbukti kebenara­nnya.

Manusia banyak melakukan perusakan lingkungan alam dan lingkungan hidup, dan manusia juga terbukti sepanjang sejarahnya selalu diwarnai pertumpahan darah, mulai ketika Qabil membunuh saudaranya Habil, sampai sekarang manu­sia menggunakan senjata pemus­nah canggih untuk memusnahkan saudaranya sendiri.

Baca juga : Bermula Dari Interupsi Malaikat

Sementara para malaikat tetap menjadi hamba setia tanpa pernah melakukan pelangga­ran, dosa, dan maksiat.

Menanggapi interupsi dan per­tanyaan malaikat sebagaimana diabadikan dalam Q.S. Al-Baqa­rah/2:30, Allah SWT menjawab dengan tegas: ”Inni a’lamu ma la ta’lamun” (Sesungguhnya Aku lebih tahu dari pada apa yang kalian tidak tahu). Dalam ilmu balagah, sastra Arab, ungkapan dengan huruf ta’kid (stressing point word) dapat difahami Tuhan sepertinya tersinggung. Bukan karena dua alasan yang dikemu­kakan malaikat tadi, tetapi ung­kapan yang mengklaim dirinya sebagai paling ahli ibadah: Wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu lak (kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan-Mu).

Baca juga : Memupuk Cinta Sejati Antara Sesama Makhluk

Ungkapan seperti ini sesungguhnya bukan ungkapan kesombongan (istikbar) tetapi hanya mengungkapkan per­nyataan diri lebih baik (al-’alin) dalam urusan ibadah dan pengab­dian. Namun demikian, bagi Tuhan hal itu tidak pantas diungkapkan. Bukankah Tuhan Maha Tahu segala sesuatu tanpa harus diungkapkan.

Atas jawaban Allah SWT tadi ma­ka para malaikat mengungkapkan penyesalannya mempertanyakan kebijakan Tuhan dan mengklaim diri sebagai ahli ibadah, dengan cara melakukan ”pertobatan” den­gan berthawaf mengelilingi ’Arasy, ”Istana Tuhan” berhari-hari sambil menangis.

Baca juga : Menebar Energi Positif

Akhirnya pada suatu hari Allah SWT menyapa mereka dan mer­eka diminta untuk pindah di Baitul Makmur, miniatur ’Arasy, dibangun di bawah Arasy. Di situlah malaikat terus melakukan tawaf dan kemudian nenek moyang kita Adam dan Hawa menyaksikan pemandangan itu lalu keduanya pun menirukan tradisi thawaf itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.