Dark/Light Mode

Membaca Trend Globalisasi (40) Karakter Khusus Nilai Universal Islam:

Islam Dan Keberadaan Agama Lokal

Jumat, 18 Januari 2019 06:09 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dalam Lontara terungkap bahwa masyarakat Bugis-Makassar sudah mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diistilahkan dengan Dewata Sewwae (Dewata=Tuhan, Sewwa=Esa). Dalam Epik Lagaligo, yang oleh Prof. Zainal Abidin disebut sezaman dengan Nabi Muhammad, abad ke 6 M.) masyarakat Bugis Makassar sudah ber-De-wata Sewwa atau berketuhanan Yang Maha Esa.

Bukti-bukti arkeologis dan antropologis menunjukkan adanya aktifitas manusia prasejarah di kawasan Nusantara semenjak ribuan tahun lalu. Ditemukannnya beberapa fosil manusia purba, sebagaimana dijelaskan dalam artikel terdahulu, menunjukkan adanya aktifitas budaya dan peradaban serta sistem religi di dalam kehidupan mereka.

Baca juga : Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Dunia

Atas dasar ini sulit untuk diterima bahwa Hindu dan Islam yang memberi bekas di dalam seni, budaya, dan peradaban nusantara, seolah-olah agama-agama tersebut memasuki ruang yang hampa budaya dan agama lalu mengisi kekosongan itu. Justru para raja lokal serta merta memeluk agama Hindu-Budha kemudian Islam kerena dianggapnya bagian dari kelanjutan dari sistem religi yang dipertahankan secara turun temurun.

Seorang petualang popular, Ptolemaus, penemu banyak negeri, menggambarkan adanya kepulauan yang disebut Khersonesos (Yunani: Pulau emas) dan sejarah China yang disebutnya dengan Ye-po-ti yang di antaranya diperkenalkan dengan Jabadiou/Jawa. Di zaman ini sudah dikenal wilayah Jawadwipa, Swarnadwipa, Bugis, dan lain-lain.

Baca juga : Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Fenomena

Masyarakat yang menghuni kepulauan ini sudah mengenal sistem religi dan mempercayai adanya kekuatan gaib dan sistem penyembahan terhadap kekuatan gaib tersebut. Ini membuktikan bahwa kemudahan masyarakat bangsa Indonesia memeluk agama yang baru dikenalnya karena mereka sudah memiliki pengalaman batin, yang antara satu sama lain agama-agama yang datang ke negeri ini memiliki unsur persamaan.

Analisis sistem budaya juga menggambarkan masa ini sebagai masa akulturasi yang amat penting, di mana budaya dan sistem religi luar bisa beradaptasi dalam konteks budaya kepulauan Nusantara. Di dalamnya ada pengaruh Hindu, Arab (Islam), Cina, Portugis, dan Inggeris. Sistem budaya, sistem religi, sistem ekonomi, dan sistem teknologi sudah banyak ditemukan di pusat-pusat kerajaan Nusantara sejak dahulu kala. Namun perkembangan sistem religi di dalam masyarakat selalu mengalami perkembangan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.