Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Membaca Trend Globalisasi (38) Karakter Khusus Nilai Universal Islam:

Trend Jilbab (6): Jilbab Sebagai Multi Fenomena

Rabu, 16 Januari 2019 06:08 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam lintasan sejarah, jilbab bukan hanya tampil sebagai sebuah fenomena keagamaan biasa sebagai penutup aurat, terutama saat seorang muslimah hendak menunaikan ibadah shalat dalam waktu 5 kali sehari semalam.

Dalam kenyataannya jilbab juga sering tampil sebagai fenomena masyarakat tertindas atau terdiskriminasi. Dalam arti fikih, Jilbab bukan lagi fenomena kelompok santri atau kelompok marginal tertentu, tetapi sudah menjadi fenomena seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam : Trend Jilbab (6) : Wacana Jilbab Dalam Fikih

Tidak sedikit pengguna jilbab bertugas di front office kantor-kantor eksekutif, dan jilbab tidak lagi berkontradiksi dengan tempat dan suasana khusus, seperti tempat hiburan dan pesta. Tidak sedikit jumlah artis dan publik figur menggemari dan menggunakannya.

Butik busana muslimah ikut serta menghiasi sudut-sudut ekslusif mal dan lobi-lobi hotel. Konon, jilbab salah satu komoditi ekspor-impor semakin berkembang. Apakah fenomena ini sebatas tren yang punya jangka waktu tertentu, atau lahir dari sebuah kesadaran kolektif keagamaan. Murnikah itu sebagai sebuah kesadaran agama yang tumbuh dari bawah, atau lahir sebagai fenomena paternalistik, banyak kelompok atas dan selebriti menggunakannya kemudian menjadi ikutan bagi lainnya.

Baca juga : Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Trend Jilbab (5): Wacana Jilbab Dalam Hadis

Murnikah sebagai mode atau terselip unsur resistensi atau ideologi sebagai salah satu bentuk reaksi atau perlawanan terhadap kekuatan luar, seperti dampak negatif arus globalisasi, westernisasi atau fenomena deislamisasi lainnya.

Apakah fenomena jilbab punya kans di dalam maraknya aspirasi Perda Syariah, atau sebaliknya, Perda Syariah menjadi faktor merebaknya fenomena jilbab, atau semacam gayung bersambut, tren jilbab sebagai mode, privacy, dan sekaligus resistensi, mendapatkan legitimasi struktural, atau tidak mustahil ada kekuatan politik yang ingin memanfaatkan fenomena ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.