Dark/Light Mode

Beragama dalam Keberagaman (20)

Antara Syahid Dan Patriot

Sabtu, 23 November 2024 05:21 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam artikel terdahulu diulas perbedaan karakter, motivasi, dan ideologi jihad dan patriotisme. Orang yang korban atau mati di dalam memperjuangkan ideologi agama biasa disebut syahid atau mati syahid; sedangkan orang yang korban atau gugur di medan juang mempertahankan ideologi negara lazim disebut patriot.

Orang yang membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa dengan jihad memperoleh predikat ganda sebagai syuhada dan pahlawan kusuma bangsa.

Di taman makam pahlawan para almarhum dan almarhumah selalu didoakan sebagai syuhada sekaligus pahlawan kusuma bangsa.

Baca juga : Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Bahasa Agama

Dalam masa damai seperti sekarang, tidak ada lagi musuh secara fisik yang harus dilawan dan diusir, maka bintang penghargaan dan definisi pahlawan mengalami pergeseran.

Dalam masa perjuangan fisik, para pahlawan identik dengan ujung pedang yang berlumuran darah, sekarang pahlawan disimbolkan dengan ujung pena yang basah dengan tinta.

Yang pertama meraih gelar pahlawan karena membebaskan bangsa dari penjajah asing dan yang kedua menjadi pahlawan karena membebaskan masyarakat dari kebodohan, keterbelakangan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan.

Baca juga : Antara Bahasa Negara Dan Bahasa Agama

Keduanya dalam bahasa agama disebut jihad. Bahkan Rasulullah pernah bersabda: “Kita baru pulang dari peperangan kecil menuju peperangan yang lebih besar”. Para sahabat menjawab apa masih ada perang lebih dahsyat dari perang ini (Perang Badr), dijawab Rasulullah SAW: “Ia, yaitu perang dalam melawan hawa nafsu”. Perang melawan diri sendiri jauh lebih besar daripada melawan musuh dari luar. Pernyataan Nabi ini sangat universal.

Yang lebih penting untuk dicermati ialah fenomena bangkitnya kekuatan emosi keagamaan atau jihad. Kekuatan emosi ini luar biasa dan lebih sensitif dibanding emosi primordial, semisal kesukuan dan kekeluargaan.

Emosi keagamaan bisa menjadi pemicu adrenaline paling dahsyat. Gugur karena membela etnik dan keluarga bagi mereka tidak ada jaminan surga. Akan tetapi gugur karena membela panji-panji agama adalah mati syahid dan ditidak ada jaminan surga. Akan tetapi janjikan masuk surga tanpa proses perhitungan surat amal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.