Dark/Light Mode
Beragama Dalam Keberagaman (30)
Keberadaan Kepercayaan Alam Ngaji Rasa

Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu kelompok yang dapat dikategorikan Aliran Kepercayaan ialah Alam Ngaji Rasa bagi Komunitas Bumi Segandu Darmayu, sekitar Blok Pintu Air Desa Karimun, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Asal-usul penamaan Komunitas Bumi Segandu Darmayu, yang kemudian memiliki kepercayaan Alam Ngaji Rasa, menurut hasil penelitian Kementerian Agama (2013) dihubungkan dengan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu. Kata “Suku” berarti kaki, yakni mengandung makna setiap orang berjalan di atas kakinya sendiri dan membawa dirinya untuk mencapai tujuannya.
Kata “Dayak” berasal dari kata “ayak/ngayak” berarti memilih mana yang benar dan mana yang salah. Kata “Hindu” artinya kandungan (rahim), dimana setiap orang berasal dari rahim ibu. Kata “Budha” berasa dari kata “wuda” berarti telanjang, yakni setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang, tidak memiliki apa-apa berupa materi.
Kata “Bumi” berarti dan melambangkan makna wujud. Kata “Segandu” berarti sekujur badan, yang bisa dimaknai pandangan hidup secara total.
Baca juga : Keberadaan Kepercayaan Slam Sunda Wiwitan
Ajaran Alam Ngaji Rasa sangat menghormati perempuan karena dialah yang memiliki rahim dari mana semua umat manusia berasal. Komunitas masyarakat Bumi Segandu tidak mau mengklaim dan diklaim sebagai penganut agama Hindu atau agama Budha.
Penggunaan kata Hindu-Budha karena mereka meneladani kehidupan lima tokoh Pandawa, yakni: Yudistira, Bima (Wrekudara), Arjuna (Permadi), Nakula, dan Sadewa, serta tokoh Semar yang dianggap sebagai guru yang sangat bijaksana.
Penyebutan “Budha” dihubungkan dengan inti ajaran Aji Rasa (tepuk seliro) dan kebersahajaan, yang merupakan inti dari agama Budha.
Dalam melakukan aktifitasnya, mereka membangun sebuah aula atau bangunan khusus disebut Pasarean (semacam pendopo), tempat melakukan ritual agung Sejarah Alam Ngaji Rasa, yang intinya melakukan pembacaan mantra-mantra, cerita-cerita pewayangan, pujian dan senandung alam, kidung alas turi dan diakhiri dengan penyampaian petuah oleh pemimpin spiritual.
Baca juga : Keberadaan Kepercayaan Marapu
Pemimpin komunitas Bumi Segandu Dermayu disebut Takmad, yaitu orang yang taat melakukan pertapaan. Tempat bertapa mereka biasanya di Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Pelabuhan Ratu, Nusakambangan, dan tempat-tempat lain yang dianggap memiliki aura kuat. Di tempat pertapaan itulah mereka mendapatkan ilham atau wangsit berupa Sejarah Alam Ngaji Rasa.
Di antara ajarannya ialah membuat senjata atau pusaka dari kayu, mendirikan rumah-rumah kecil di samping rumah mereka yang disebutnya dengan Padepokan Ny Ratu Kembar.
Sesuai dengan nama kepercayaan ini, Alam Ngaji Rasa, intinya adalah perjalanan hidup manusia tidak bisa dipisahkan dengan alam yang menjadi ruang dan tempat kehidupan. Ngaji Rasa ialah merenungi dan menghayati sedalam-dalamnya interaksi antara manusia dan alam, kemudian diambil suatu hikmah dan nilai-nilai luhur untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ajaran Ngaji Rasa, sebelum mempelajari lingkungan alam, termasuk orang lain yang ada di sekitar kita, terlebih dahulu harus memahami diri sendiri. Apa yang dipandang wajar dan mulia dipraktekkan di dalam kehidupan rumah tangga.
Baca juga : Keberadaan Agama Baha`i Di Indonesia
Jika nilai-nilai itu sudah hidup di dalam diri sendiri dan di lingkungan rumah tangga, barulah diaktualisasikan nilai-nilai itu ke dalam kehidupan lebih luas, sesama umat manusia dan bahkan dengan alam raya.
Ciri khas kelompok ini, menggunakan tutup kepala dari kukusan, berambut panjang, tidak mengenakan baju bagi laki-laki, hanya menggunakan celana selutut, ditambah dengan beberapa kalung dan gelang dari kain, bebatuan, dan benda-benda yang dianggap sakti, kaum perempuan menggunakan pakaian hitam-hitam, tidak menggunakan alas kaki, dahulu tidak menggunakan helm jika naik motor, cukup hanya menggunakan tutup kepala tradisionalnya, dan mereka juga jarang menggunakan KTP karena merasa cukup dengan identitas fisiknya yang spesifik.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 1 & 7, edisi Rabu, 4 Desember 2024 dengan judul "Beragama Dalam Keberagaman (30), Keberadaan Kepercayaan Alam Ngaji Rasa"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.