Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Isu-isu Islam Kontemporer (22)

Bolehkah Menerima Imigran Non-Muslim? (2)

Kamis, 16 Januari 2020 06:41 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejarah mencatat bagaimana warga non-muslim bisa berinteraksi dengan saudara-saudaranya yang muslim dalam berbagai bidang. Mereka bisa melakukan interaksi bisnis satu sama lain sebagaimana dilakukan kelompok Yahudi dan Nashrani di Madina.

Warga non-muslim di masa Nabi tidak pernah merasa warga kelas dua. Mereka bisa menjumpai Nabi dan keluarganya kapan pun dan di manapun.

Nabi tidak pernah menggeneralisir para warga non-muslim yang sering memerangi Nabi dengan warga non-muslim yang menjalin perjanjian damai dan hidup terlindungi di dalam otoritas wilayah muslim.

Baca juga : Perempuan dan Ulil Amr (4)

Sebaliknya warga muslim juga tidak dilarang mengungsi atau bermigrasi ke negara-negara non-muslim. Kita lihat peristiwa hijrah Nabi, semula hijrah ke Thaif tetapi ditolak bahkan diusir dengan kasar sampai tumis Nabi berdarah kena lemparan batu.

Lalu Nabi hijrah ke Madina, yang notabene Islam masih minoritas di wilayah ini. Nabi memilih tinggal di Madinah kemudian mengembangkan ajaran Islam yang diamanahkan kepadanya.

Pada akhirnya Islam berkembang pesat dan menjadi agama mayoritas mutlak dianut di kota Madinah. Meskipun demikian, Nabi tidak pernah menghilangkan agama-agama dan kepercayaan lokal di Madinah.

Baca juga : Perempuan dan Ulil Amr (2)

Hingga Nabi wafat kelompok agama-agam lain seperti Yahudi, Nashrani, Majusi, dan beberapa aliran kepercayaan tetap dibiarkan hidup di Madinah. Yang paling penting bagi kita semua bagaimana kearifan Nabi ini bisa diikuti oleh semua pihak.

Nabi Muhammad SAW, tokoh yang sering disebut lahir jauh melampaui kurun waktunya ini betul-betul menarik untuk dikaji. Kebijakan-kebijakan dan statmen-statmennya selalu tepat untuk semua orang dan di setiap waktu.

Nabi hampir-hampir tidak pernah ada orang yang tersinggung pada setiap kebijakan dan statmennya. Kita tentu merindukan sosok orang seperti ini.Non-muslim sebetulnya tidak perlu terlalu khawatir dengan Islam, apalagi dengan memunculkan istilah Islam Phobia.

Baca juga : Perempuan dan Ulil Amr (1)

Islam bukan agama yang menakutkan. Islam, sesuai dengan namanya sendiri berarti damai, tidak pernah dimaksudkan untuk menakut-nakuti orang. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.