Dark/Light Mode
- Pebulutangkis Muda Indonesia Syabda Perkasa Wafat Usai Kecelakaan
- Ini Sederet Prestasi Almarhum Syabda Perkasa Belawa
- Awal Pekan, Rupiah Masih Kurang Tenaga
- Dubes RI Untuk Inggris Desra Jamu Dan Semangati Tim Indonesia Di All England
- Incar Pasar Anak Muda, Bank Mandiri Relaunching Kartu Kredit Khusus Pegolf
Isu-isu Islam Kontemporer (24)
Antara Ajaran Islam dan Budaya Arab (2)

Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Yang menjadi masalah jika ajaran Islam dipaksakan identik dengan tradisi dan budaya Arab. Seolah-olah yang pa ling islami ialah tra disi dan budaya Arab, bahkan ada yang membid’ahkan jika ada aspek ajaran Islam melekat pada budaya lokal.
Seperti tradisi perkawinan yang sering dirangkai dengan adat-istiadat lokal, sering ada yang mengusiknya.
Sepanjang sebuah tradisi dan budaya tidak bertentangan dengan substansi ajaran Islam, maka itu sah saja menjadi “tempat” ajaran Islam mengaktualkan atau mewadahi dirinya.
Berita Terkait : Antara Ajaran Islam dan Budaya Arab (1)
Contohnya, ajaran Islam menyerukan menutup aurat, tetapi model penutup auratnya tidak mesti menggunakan cadar (chodor dari bahasa Persia berarti kelambu), Abaya (tradisi Syiria), hijab atau jilbab (Arab).
Perempuan muslimah Indonesia bisa tetap menggunakan model dan pakaian tradisional masing-masing, yang penting terpenuhi substansi ajaran Islamnya sebagai penutup aurat.
Apa itu aurat, di mana batas-batas aurat laki-laki dan perempuan? Akan dibahas tersendiri dalam artikel lain.
Berita Terkait : Bolehkah Menerima Imigran Non-Muslim? (2)
Arabisasi ajaran Islam sama dampaknya dengan dearabisasi ajaran Islam. Tidaklah proporsional jika ada gerakan yang latah melakukan arabisasi ajaran Islam, seperti tidak proporsionalnya sebuah gerakan indonesianisasi ajaran Islam dengan latah melakukan dearabisasi.
Baik budaya Arab maupun budaya Indonesia, atau pun budaya lainnya, sama-sama memiliki hak budaya (cultural right) untuk mewadahi ajaran non dasar Islam.
Semua orang bisa menjadi the best muslim tanpa harus berbudaya Arab.Islam sebagai agama universal dan dimaksudkan sebagai agama akhir za-man, sudah selayaknya kita, terutama para pemeluknya, mengapresiasi semua pihak yang ingin mengakomodir nilai-nilai ajaran Islam sebagai salahsatu sumber kekayaan intelektual.
Berita Terkait : Perempuan dan Ulil Amr (4)
Kini banyak ilmuan dari berbagai negara mengapresiasi kedalaman makna ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan mungkin Kitab Suci yang paling sering keluar masuk di dalam laboratorium ialah kitab suci Al-Qur’an. ***