Dark/Light Mode

Garuda Penangkal Virus

Senin, 3 Februari 2020 05:20 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Virus corona sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Badan kesehatan dunia WHO menetapkan pencegahan virus corona terhadap kesehatan manusia sebagai darurat kesehatan global. Seperti pengaruh “ajian panglimunan” penyebaran virus corona tidak bisa diditeksi lagi. Ibaratnya orang yang sudah terinfesksi virus tidak ketahuan secara jelas.  Akibatnya tanpa disadari penularan virus begitu cepat dan memakan banyak korban.

"Apa sudah ada vaksin penangkalnya, Mo?” celetuk Petruk sedikit cemas. Romo Semar menghela napas panjang dan enggan menjawab pertanyaan Petruk. Romo Semar justru teringat saat dirinya menemukan penangkal virus Sayempraba dari Alengka.

Baca juga : Saling ``Tampar`` Di Awal Tahun Tikus

Kocap kacarito, konon Prabu Rama Wijaya mengutus Hanoman sebagai duta untuk memastikan keadaan istrinya Dewi Shinta yang diculik oleh Prabu Rahwana. Hanoman menerima tugas sebagai duta dengan senang hati. Bagi Hanoman tugas berat masuk ke wilayah musuh bukan hal yang baru. Anak Dewi Anjani tersebut memang terkenal sakti dan ahli strategi perang. Hanoman membawa pasukan kera secukupnya untuk membawa pulang Dewi Shinta dari Kerajaan Alengka.

Hanoman dan pasukan kera berhasil menyeberangi lautan masuk ke perbatasan wilayah Alengka. Kerajaan Alengka dan Pancawati dibatasi oleh lautan luas. Hanoman memilih istirahat untuk menghimpun kekuatan sebelum  masuk Alengka. Padepokan asri dengan tanaman buah-buahan menjadi pilihan istirahat pasukan kera. Dewi Sayempraba adalah pemilik padepokan asri tersebut. Kecantikan Sayempraba sempat menarik perhatian Hanoman. Wanita ayu berparas sederhana tersebut mempersilakan Hanoman dengan santun. Aneka jajan pasar dan berbagai jenis buah-buahan disajikan untuk menghormati tamu dari Pancawati.  Hanoman tidak merasa curiga sedikit pun dengan makanan yang disajikan oleh Sayempraba. Rasa lapar dan dahaga setelah menempuh perjalanan jauh membuat Hanoman kehilangan kewaspadaan. 

Baca juga : Semar Mbangun Kerajaan Agung

Hanoman merasa mual dan pandangan matanya kunang-kunang setelah melahap makanan yang disajikan Dewi Sayempraba. Begitu pula pasukan kera mengalami keracunan makanan dan kebutaan. Rupanya makanan yang disajikan sudah dicampur racun. Dewi Sayempraba adalah putri Prabu Wisakarma dari kerajaan Kotawindu. Selain ahli meracik racun dan virus, Sayempraba merupakan kekasih gelapnya Prabu Rahwana. Maka begitu tahu Hanoman mau masuk Alengka, Sayempraba ingin membunuh dengan memberikan racun pada makanan yang disajikan. 

Semar sebagai pamong Hanoman mencari obat penangkal racun dan virus Sayempraba. Semar minta tolong burung Sempati Garuda mencari obat penawar racun. Konon burung Sempati Garuda merupakan sahabat Prabu Rama Wijaya. Dengan sigap Sempati Garuda memberikan tetesan air liurnya untuk mengobati mata buta dan kaki lumpuh. Air liur Garuda sangat manjur. Hanoman dan pasukan kera sembuh total dari pengaruh racun jahat Dewi Sayempraba. 

Baca juga : Strategi Setengah Hati Amerika

"Kita beruntung punya Garuda. Air liurnya saja bisa menangkal virus. Kenapa pesawat Garuda kemarin tidak dipakai untuk menjemput WNI di Wuhan, Mo?” celetuk Petruk cengengesan. Wabah epidemi yang timbul akhir-akhir ini adalah peringatan dari Yang Maha Kuasa. Biasanya munculnya berbagai penyakit pada populasi tertentu adalah akibat ulah manusia itu sendiri. Sumber segala penyakit adalah dari makanan yang kita makan. “Untuk itu kalau mau dijauhi penyakit termasuk virus corona kurangi makan dan perbanyak puasa,” papar Romo Semar sambil ngeloyor. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.