Dark/Light Mode

Kearifan Meruwat Pagebluk

Senin, 13 April 2020 03:31 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah DKI akhirnya mendapat izin dari pemerintah pusat untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Merujuk sebuah kajian permodelan penyakit baru dari Imperial College London bahwa virus corona tidak termasuk penyakit yang agresif kalau kita berhasil melakukan pencegahan dengan baik. PSBB merupakan salah satu strategi untuk mengunci laju penyebaran virus. Di sisi lain bagaimana mencari jalan keluar pasca-PSBB diberlakukan merupakan langkah penting berikutnya. Jangan sampai kita terjebak perdebatan panjang dan terjerumus kedalam resesi global yang berkepajangan. Tanda-tanda resesi sudah terasa dengan meningkatnya jumlah angka pengangguran saat ini.

“Strategi setelah lockdown apa, Mo? Jangan sampai kita gagap belum mempersiapkan diri,” celetuk Petruk serius. Romo Semar menghela napas panjang sambil mengisap rokok tingwenya. Bau bakaran klembak menyan campuran rokok membuat suasana pagi itu terasa hangat. Pisang rebus dan kopi pahit ikut menemani bincang pagi yang gayeng. Romo Semar sedang prihatin dengan gaduhnya pejabat dan mantan pejabat tentang kritik mengkritik. Dalam suasana keprihatinan masyarakat berjibaku menghadapi Covid-19, alangkah tidak elok saling tuduh menuduh mencari kebenaran sendiri. Akan lebih elegan kalau keduanya mau duduk ngopi bareng sambil mencari solusi pendemi negeri ini.

Baca juga : Penggalan Serat Kalatida

Kocap kacarito. Khayangan para dewa pernah diserang pagebluk ganas. Konon pagebluk berasal dari perilaku para dewa sendiri yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Bethara Guru sedang bercengkerama di atas Lembu Andini bersama istrinya Dewi Uma. Keduanya menaiki Lembu Andini ngangklang jagat terbang di atas samudera. Dalam keadaan sepi kedua sejoli terbakar birahi. Angin sore nakal menyingkap long dress yang dikenakan Dewi Uma. Bethara Guru tidak bisa menahan hawa nafsunya begitu melihat kemolekan Dewi Uma. Sampai-sampai Bethara Guru tanpa sadar mengeluarkan air kama dan jatuh ke tengah samudera. Kama salah yang jatuh di laut mendidih berubah menjadi raksasa sebesar gunung. Raksasa bajang tersebut ngamuk minta makan dan  merusak tatanan dunia. Para dewa kalang kabut menghadapi serangan raksasa jelmaan kama salah. Bethara Guru memberinya nama Bethara Kala kepada raksasa tersebut.

Bethara Guru memberi tugas kepada Dewa Wisnu untuk mencegah kerusakan di dunia akibat ulah Kala. Wisnu memberi catatan agar manusia tidak jadi santapan Bethara Kala. Di antaranya manusia harus bersih diri dan masuk dalam lingkungan yang terisolasi aman. Wisnu turun ke dunia menyamar sebagai dalang dengan nama Ki dalang “Kondo Buana”. Tugas Ki dalang Kondo Buana yakni keluar masuk kampung memberi penyuluhan kepada masyarakat agar terhindar dari petaka akibat ulah Bethara Kala.

Baca juga : Corona dan Green Environment

Strategi Wisnu atau Dalang Kondo Buana berhasil mencegah jatuhnya korban mangsa Bethara Kala. Manusia menjadi korban keganasan Kala kalau dirinya kotor atau terkena sukerta. Panduan yang diterapkan Dewa Wisnu dianggap berhasil dalam mencegah pagebluk. Beberapa raja pun mengikuti ajaran Dewa Wisnu dalam mitigasi pagebluk di negerinya. Para pemimpin yang berhasil menghadapi pagebluk dianggap “titising” atau keturunan Dewa Wisnu. Beberapa raja yang dianggap keturunan Dewa Wisnu di antaranya; Prabu Harjuna Sosrobahu, Wisnungkara, Prabu Ramawijaya, Prabu Kresna, Prabu Jayabaya, Prabu Angling Darma dari Bojonegoro, dan yang terakhir Prabu Brawijaya dari kerajaan Majapahit.    

“Ajaran Dewa Wisnu apa bisa diterapkan untuk pagebluk Covid -19, Mo?” sela Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar.  “Bisa saja Tole. Inti dari ruwatan Dewa Wisnu adalah membersihkan diri dari sukerta,” jawab Romo Semar pendek. Yang lebih penting lagi bagaimana mengembalikan kehidupan masyarakat pasca-PSBB. Baik dari segi ekonomi dan kesehatan masyarakatnya. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.