Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penggalan Serat Kalatida

Senin, 6 April 2020 06:02 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak global pandemi Covid-9 bukan saja menerpa Negara-negara berkembang, hampir seluruh negara maju pun ikut terimbas. Di sisi lain mencari cara untuk menjaga agar pandemi tetap rendah, namun pada waktu yang bersamaan mencari jalan bagaimana mempertahankan roda ekonomi agar tetap berputar tidaklah mudah. Termasuk bagaimana mencegah gelombang PHK dan pengangguran yang mulai terjadi di mana-mana. Keadaan sekarang ini serba tidak menentu ibarat memasuki zaman “Kala Bendu” di mana jiwa kepemimpinan kita benar-benar sedang diuji. Seperti makna yang tersirat dalam penggalan Serat Kalatida sebagai berikut.

“Mangkya derajating praja, Kawuryan wus sonyoruri, Rurah pangrehing ukara, Karono tanpo palupi, Ponang paraneng kawi. Kawel witing tyas maladung. Ratune ratu utomo, Patihe patih linuwih, Pronayoko tyas raharjo, Parandene tan  kalis ing Kala Bendu.”

Baca juga : Corona dan Green Environment

Kalau diterjemahkan kurang lebih sebagai berikut. Alkisah keadaan sebuah kerajaan. Terlihat sunyi senyap. Rusaknya semua tatanan. Karena tiada keteladanan. Rendahnya moral dan hancurnya akhlak mulia. Kerajaan terlihat seperti mati. Semua bermasalah dan sulit untuk diselesaikan. Padahal pimpinannya terpilih secara baik. Wakilnya pun sangat tangguh. Seluruh aparatnya sangat sejahtera hidupnya. Mengapa tidak mampu mensejahterakan rakyatnya. Agar tidak terjadi bencana yang lebih besar.

“Itu tadi cerita kerajaan mana, Mo?” tanya Petruk penasaran. Romo Semar diam tidak komentar sambil menarik napas dalam-dalam. Kepulan asap rokok tingwe dan kopi pahit seolah tidak mampu melupakan pagebluk yang terjadi di kerajaan Amarta dan Poncowati.

Baca juga : Bentengi Virus dengan Budaya

Kocap kacarito, Prabu Puntodewa menerima surat dari Prabu Rama Wijaya raja dari kerajaan Poncowati. Surat yang diantarkan oleh Jaya Anggada langsung diterima oleh Puntodewa. Isi surat Prabu Rama Wijaya sebagai berikut. Kerajaan Poncowati sedang terkena pagebluk. Banyak rakyat Poncowati mati menjadi korban. Ibaratnya pagi sakit sorenya meninggal. Sore sakit paginya meninggal. Begitu banyak rakyat Poncowati menjadi korban dari bencana dan pagebluk ganas. Menurut sasmita dewa, pagebluk Poncowati bisa pulih kalau Prabu Rama bisa mengawini Dewi Drupadi. Padahal Dewi Drupadi sudah menjadi istri sah Prabu Puntodewa.

Puntodewa terkenal sebagai raja yang bijaksana. Permintaan Prabu Rama Wijaya akan dipenenuhi. Walaupun saudara-saudaranya para Pandawa bakal menentangnya. Maka untuk menghindari perdebatan panjang, Puntodewa mengajak Jaya Anggada masuk kedalam kedaton untuk memboyong istrinya Dewi Drupadi. Bima dan Kresna yang ikut dalam pertemuan agung merasa curiga dengan perilaku kakaknya Puntodewa. Bima dan Kresna menyusul masuk ke kedaton Amarta.

Baca juga : Pagebluk dan Lahirnya Semar

Bima merebut surat dari Prabu Rama. Betapa kaget dan murka begitu mengetahui isi surat dari Prabu Rama yang terang-terangan meminta Dewi Drupadi. Tanpa buang waktu, Bima dan Kresna mengejar Anggada yang sudah membawa Dewi Drupadi ke Poncowati. Kemarahan Bima juga ditujukan kepada kakaknya Puntodewa. Sebagai raja Amarta membuat keputusan tanpa ada koordinasi dengan anggota Pandawa lainnya.

“Prabu Rama Wijaya ngrusak pager ayu Mo, merebut istri orang,” celetuk Petruk. Romo Semar hanya mesem. Itu merupakan bentuk ujian bagi seorang pemimpin. Keteladanan seorang pemimpin dapat dilihat saat menghadapi krisis. Secara lahir Prabu Rama merebut istri Puntodewa. Tetapi yang tersirat justru sebaliknya. Prabu Rama ingin bersatu bergandengan tangan  dengan Puntodewa. Dengan hadirnya Puntodewa ke Poncowati sebagai sarana, Prabu Rama Wijaya menitis menyatukan kekuatan dengan Pandawa. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.