Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Saya ngobrol dengan Pak Manteb Jumat kemarin. Kebetulan sudah lama tidak ketemu, kesempatan itu saya manfaatkan untuk saling melepas kangen dan ngobrol ngalor ngidul. Dalang senior yang terampil sabetan dan ahli falsafah wayang mulai “ngudo roso” sepinya tanggapan wayang menjelang pemilu.
Dulu saat jelang pemilu, para seniman dalang kebanjiran order sebagai corong kampanye partai. “Tapi pemilu serentak tahun ini order wayangan sepi blas,” paparnya. “Zamannya sudah berbeda, Pak De,” Petruk ikut nimbrung dan memberi alasan. “Selain biayanya mahal, media wayang dianggap kurang efektif untuk kampanye.
Baca juga : Ambisi Pembangunan Jalan Tol Giyantipura
Sekarang zamannya handphone dan medsos. Dengan teknologi android penyebaran pesan bisa dilakukan secara masif dan lebih menjangkau dengan hanya menggunakan telunjuk tangan,” papar Petruk sok tahu. Pak Manteb mesem menanggapi ocehan Petruk sambil menikmati kepulan rokok filternya.
Pikirannya melayang ke cerita Narasoma mendapatkan ajian sakti Candrabirawa dari Begawan Bagaspati. Keampuhan ajian Candrabirawa mirip dengan teknologi android dalam menyebarkan pesan.
Baca juga : Total War’ Wangsa Gorawangsa
Kocap kacarito, Begawan Bagaspati memiliki anak perempuan yang cantik. Namanya Dewi Pujowati. Walaupun Bagaspati buruk rupa dan berwujud raksasa, memiliki istri bidadari cantik hadiah dari dewa yaitu Dewi Darmastuti. Pada suatu malam Dewi Pujowati bermimpi ketemu putra mahkota kerajaan Mandaraka yang bernama Narasoma.
Pujowati jatuh hati kepada ketampanan Narasoma dan minta dipertemukan dengan pujaan hatinya. Bagi Bagaspati tidaklah susah mencari keberadaan Narasoma untuk dibawa ke pertapaan Arga Belah. Awalnya Narasoma menolak untuk dipertemukan dengan Pujowati. Tetapi begitu melihat kecantikan Dewi Pujowati, langsung minta dikawinkan.
Baca juga : Tabloid Seksi Sarpakenoko
Setelah beberapa waktu tinggal di pertapaan Arga Belah, Narasoma ingin memboyong istrinya ke kerajaan Mandaraka. Namun hatinya bimbang dan merasa malu memiliki mertua berwujud raksasa untuk dibawa ke kerajaan. Rupanya Bagaspati memahami perasaan anak menantunya.
Maka dengan legowo dia tetap tinggal di pertapaan Arga Belah tidak ikut ke Mandaraka. Sebelum Narasoma pamit pulang ke kerajaan, Bagaspati memberikan ajian sakti yang bernama Candrabirawa. Konon ajian Candrabirawa merupakan jelmaan kulit dewa ular Antabaga yang berwujud makhluk raksasa berkepala ular.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.