Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (4)

Kedudukan Pemimpin Terbaik (1)

Minggu, 13 September 2020 06:17 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: Barangsiapa yang mempekerjakan seorang lelaki dari suatu kelompok, dan dari kelompok tersebut sesungguhnya ada yang lebih baik, maka sungguh ia telah menghianati Allah, menghianati RasulNya; dan menghianati semua orang Mukmin. (HR Al Hakim, Al Mustadrak, Jilid 4, halaman 104).

Dalam hadis lain disebutkan: Dari Ibnu Abbas, dari Nabi. Beliau bersabda: Barangsiapa yang mempekerjakan seorang dari kaum Muslimin, dan ia tahu bahwa di antara mereka ada yang lebih baik darinya; dan lebih paham Kitab Allah, dan sunnah Nabi, maka sungguh ia telah menghianati Allah, menghianati rasulNya; dan menghianati semua orang Muslim.(Hadis riwayat Baihaqi, Assunan Al Kubra, Jilid 10, halaman 118).

Baca juga : Yang Ambisius Tidak Diberi Jabatan (2)

Kedua hadis tersebut di atas menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para ulama Fikih. Apakah boleh menetapkan pemimpin nomor dua sementara ada yang paling baik (nomor satu). Dalam kitab-kitab Fikih Siyasah dijelaskan bahwa mengangkat seorang pejabat yang telah memenuhi kriteria merupakan hal yang sangat fundamental.

Walau demikian, para ulama menyatakan bahwa mengangkat seseorang menjadi pejabat padahal ada yang lebih baik (Imamah Al mafdlul ‘ala alafdhal) hukumnya boleh saja dan kepemimpinannya dianggap sah.

Baca juga : Yang Ambisius Tidak Diberi Jabatan (1)

Pendapat ini diperkuat oleh Ibnu Hazm.(Ibnu Hazm, Al-Fisalfial-Milal wa lnihal, Jilid 4, hal. 167). Dasar bolehnya imamah almafdlul ‘ala Al Afdhal tidak bertentangan dengan hadis Nabi di atas yang menyatakan bahwa pemimpin harus yang terbaik karena hadis-hadis tersebut hanya sebagai penekanan saja yang mengarah pada kesempurnaan dan dalam kon disi stabil.

Mungkin saja orang yang terbaik itu menolak atau ada ha-lhal khusus lain yang menyebabkan berhalangannya yang bersangkutan diangkat sebagai pemimpin, misalnya sudah dua kali masa jabatan sebagai pemimpin. Pendapat ini diperkuat oleh Imam Abu Bakaral-Baqillani. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.