Dark/Light Mode

Merawat Emosi Umat

Minggu, 6 September 2020 06:24 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejarah  membuktikan bahwa emosi keagamaan jauh lebih sensitif dibanding emosi primordial, semisal kesukuan, kedaerahan, dan kekeluargaan.

Motivasi agama bisa menjadi pemicu andrenalin paling dahsyat. Gugur karena membela etnik dan keluarga tidak ada jaminan syurga. akan tetapi gugur karena membela panji-panji agama ada jaminan masuk ke dalam syurga.

Untuk pembelaan agama berlaku sebuah motto: ‘isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid). tidak heran jika ada perang membela jalan tuhan selalu ramai dan bahkan dicari. dalam lintasan sejarah perang agama, seringkali orang-orang yang tampil paling depan ialah mereka yang bukan praktisi agama, tetapi pemeluk agama yang berlumuran dosa.

Baca juga : Menelusuri Makna Siyasah (2)

Mereka berharap menjadi syuhada, mati di dalam membela agama tuhan bisa melewati pintu pemeriksaan (hisab), langsung masuk ke dalam syurga.

Asumsi seperti ini membuat para teroris berani melakukan bom bunuh diri. Seperti kita ketahui, para teroris tidak semuanya ahli ibadah yang tekun menjalankan amalan wajib dan sunnat, tetapi sebagian diantaranya terbebani dosa besar masa lampau, sehingga mereka ingin menebusnya dengan mati syahid.

Salahnya ialah mereka menilai mati dengan meledakkan diri bersama bom yang ditujukan kepada sekutu-sekutu kaum kafir, dianggap pula mati syahid. Padahal boleh jadi mereka hanya mati konyol bukan mati syahid.

Baca juga : Menelusuri Makna Siyasah (1)

Kategori syahid kriterianya sangat panjang. Yang pasti tidak boleh nekat melibatkan diri di dalam suatu peran yang mengancam jiwa, seperti meledakkan diri dengan bom untuk membunuh musuh.rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah mencontohkan suatu kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya. Bahkan dalam hadis ditemukan, orang yang bunuh diri sama dengan mati kafir.

Orang yang nekat dapat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati. Itulah sebabnya ada fatwa yang pernah menyatakan jenazah para teroris tidak perlu diurus secara Islam karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam.Pembakar emosi umat tidak akan pernah hilang.

Semenjak masa nabi sampai sekarang, selalu ada saja orang yang menjadi faktor dalam terbakarnya emosi umat. Salah satu contohnya ialah pembuatan film The Innocence of Muslim yang pernah membuat kemarahan umat Islam di seluruh dunia.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.