Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (1)

Keniscayaan Seorang Pemimpin (2)

Selasa, 8 September 2020 06:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - AHLUSSUNNAH, Syiah, Murjiah, dan mayoritas Mu’tazilah menyatakan bahwa mengangkat seorang kepala negara hukumnya wajib.

Dasar pernyataan mereka adalah termasuk hadis-hadis yang disebutkan di atas walau hukumnya wajib kifayah ketika sudah ada yang diangkat maka gugurlah kewajiban itu. Tetapi bila tidak ada satu pun yang diangkat oleh orang-orang islam maka semuanya berdosa. (AlMawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah, hal.7).

Baca juga : Keniscayaan Seorang Pemimpin (1)

Dalam Fikih Siyasah, AhluSunnah menegaskan lebih baik dipimpin seorang pemimpin 100 tahun daripada tidak ada pemimpin satu hari. Kalau ini terjadi maka menyebabkan munculnya hukum rimba, yang kuat memangsa yang lemah.

Dasar pertimbangan kebanyakan ulama yang mewajibkan adanya pemimpin, selain hadis-hadis tersebut di atas juga bedasarkan logika dan pengalaman sejarah, bahwa kekosongan pemerintahan bisa berakibat fatal dalam dunia kemanusiaan.

Baca juga : Merawat Emosi Umat

Di samping itu, pelaksanaan Syari’ah islam secara komprehensif lebih mudah dapat dilaksanakan di bawah seorang pemimpin yang memiliki otoritas daripada samasekali tidak ada orang yang bisa disegani untuk mengatur pelaksanaan Syari’ah tersebut.

Bersama pemerintah saja kekacauan sering terjadi apalagi jika kosong pemerintahan. imam Al-Gazali juga ikut berpendapat soal ini dengan mengatakan agama dan kekuasaan adalah kembar.

Baca juga : Menelusuri Makna Siyasah (2)

Agama adalah dasar, sedangkan kekuasaan adalah penjaga, sesuatu yang tidak punya dasar pasti akan runtuh, sedangkan sesuatu yang tidak ada penjaganya pasti akan hilang rasa keadilan. (Imam al-Gazali, ihya Ulumiddin, hal.135).

Atas dasar inilah mengapa dianggap tidak boleh bagi seorang Muslim berdiam atau tinggal dua malam tanpa seorang pemimpin. Kita bersyukur meskipun bangsa kita termasuk salah satu bangsa yang amat luas dengan jumlah penduduk yang amat besar tetapi suksesi kepemimpinan relatif berjalan lancar daripada sejumlah negara yang berpenduduk mayoritas muslim lainnya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.