Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tunggangan Para Dewa

Senin, 19 Oktober 2020 06:11 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Polemik UU Cipta Kerja belum reda, kini muncul kegaduhan baru rencana pengadaan mobil dinas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tidak ada yang salah dengan mobil dinas. Karena pejabat perlu fasilitas untuk memperlancar tugasnya. Di saat rakyat sedang susah makan dan berjuang menghadapi Covid-19, Pimpinan KPK merengek anggaran mobil dinas. Dulu KPK terkenal sangat konservatif dan sangat pruden dalam mengelola organisasinya. Karena sejalan dengan maksud pendirian KPK sebagai lembaga independen, bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Pamor tersebut luntur dengan hilangnya kesederhanaan.    

“Mungkin maksudnya membumi, Mo. Setelah helikopter kini mobil dinas,” celetuk Petruk sambil cengengesan. Romo Semar tidak mau komentar menanggapi pertanyaan anaknya Petruk. Semar prihatin makin banyaknya pro kontra di negeri ini. Mulai dari demo Cipta Kerja, tangan diborgol, kini mobil dinas. Seolah tidak ada lagi berita-berita yang membuat adem dan tenteram. Ubi rebus dan kopi pahit tersaji dari pagi. Romo Semar tidak bernafsu untuk meraupi apalagi mencicipi. Sesekali terdengar helaan napas panjang seolah membuang beban berat yang menghimpit. Kepulan asap rokok klobot membawanya ke era zaman Dewi Madrim merengek minta tunggangan dewa. 

Baca juga : Ciptaker Jangan Blunder

Kocap kacarito, konon kerajaan Hastina dipimpin oleh Prabu Pandu Dewanata. Pandu Dewanata adalah bapaknya para satria Pandawa. Perkawinan Pandu dengan Dewi Kunti melahirkan Puntodewa, Bima, dan Harjuna. Sedangkan perkawinannya dengan istri keduanya Dewi Madrim melahirkan Nakula dan Sadewa. Saat Pandu gandrung jatuh hati dengan Dewi Madrim, keadaan Hastina sedang menghadapi banyak masalah.  Hubungan politik dengan kerajaan Prenggondani memburuk. Belum lagi ancaman kudeta dari internal yang dimotori oleh Haryo Suman atau Sengkuni.

Pemerintahan Hastina kacau balau. Pandu seolah tidak peduli lagi dengan keadaan rakyat Hastina. Prabu Pandu memilih bersenang-senang memadu kasih dengan Dewi Madrim. Apalagi waktu itu Dewi Madrim sedang hamil muda. Konon pasangan yang sedang hamil muda hasrat asmaranya membara. Apa pun yang diminta pasangan pasti dipenuhi. Madrim ngidam naik tunggangan mewah milik Bethara Guru yaitu Lembu Andini. Permintaan yang tidak masuk akal. Tidak semua orang bisa menaiki kendaraan dinas pimpinan para dewa. Pandu termasuk orang yang tidak bisa menolak permintaan istri. Apa pun yang diminta istrinya akan dipenuhi walaupun nyawa taruhannya.

Baca juga : Hakekat Pamong Dan Prajurit

Pandu naik ke Khayangan untuk meminjam kendaraan Lembu Andini. Bethara Guru kaget mendengar permintaan Pandu dan Dewi Madrim. Bethara Guru murka atas perilaku nekat dan lancang Pandu. Walaupun dengan berat hati Bethara Guru meminjamkan Lembu Andini ke Pandu, tapi dengan syarat Pandu dan Madrim bersedia menerima karma dan kutukan. Kelak setelah Madrim melahirkan jabang bayi yang dikandungnya, Pandu dan Madrim saat itu juga terkena kutukan. Pandu dan Madrim mati dan masuk kawah candradimuka. Pandu tidak peduli dengan kutukan yang akan diterimanya. 

“Prabu Pandu tidak bisa menahan hawa nafsunya, Mo,” celetuk Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. Sebagai pamong seharusnya Prabu Pandu bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Kebutuhan wajib dipenuhi sedangkan keinginan tidak harus dipenuhi, karena keinginan merupakan perbuatan hawa nafsu. KPK jangan sampai terkena kutukan seperti Pandu. Di negara-negara maju, kuat tidaknya lembaga pemberantasan korupsi tergantung dari kemauan politik para elite dan petinggi negara tersebut. Pro kontra pengadaan mobil dinas jangan dimanfaatkan sebagai alat untuk melumpuhkan kredibilitas KPK. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.