Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

White Supremacy Dan Ancaman Global (1)

Selandia Baru, Filipina Hingga Yaman

Sabtu, 23 Maret 2019 09:24 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Di sinilah pentingnya ditekankan, ketika sudah menyangkut hidup manusia, agama bukan pertimbangan terpenting. Ketika anda seorang Muslim dan kelaparan, sementara yang ada hanya daging babi, maka anda wajib menyelamatkan hidup anda dengan memakan babi itu.

Itulah yang kita maksu d hidup manusia itu di atas segalanya. Karenanya korban terorisme tidak lagi dilihat kepada ikatan agamanya. Mereka adalah manusia yang punya hak hidup dengan kemuliaan.

Baca juga : A Short Reminder For Politicians

Sebaliknya pelaku teror tidak lagi ada ikatan agama. Karena walaupun dalam aksi teror itu mereka mengaku melakukannya atas nama agama, kenyataannya agama telah mereka hinakan. Sehari setelah di Filipina, di Yaman juga terjadi kekerasan yang lebih dahsyat dan lebih setan (jahat).

Sebuah masjid di bom yang mengakibatkan terbunuhnya 130 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Peristiwa di Yaman ini dilakukan oleh mereka yang beragama Islam dan korbannya juga beragama Islam.

Baca juga : Sebuah Paradoks Nyata Kasus Saudi Dan Amerika

Orang Islam membunuh orang Islam dalam masjid. Sebuah kekerasan yang berada di luar kemampuan daya nalar manusia untuk memahaminya. Peristiwa terakhir ini sesungguhnya adalah bukti paling nyata di mata dunia, bahwa “teror” itu tidak mengenal batas-batas.

Tidak memiliki batas ras, etnis, bangsa dan agama. Bahkan tidak beragama sama sekali. Kalau ada teror yang mengenal agama, kenapa mereka melakukan itu di rumah-rumah ibadah? Bukankah Islam (Al-Quran) mengharamkan perusakan rumah-rumah ibadah (sinagog, gereja, masjid, dan rumah ibadah apapun)? [Bersambung]

Baca juga : Paradoks Kehidupan, Kepintaran Tidak Jarang Melahirkan Kejahilan

Imam Shamsi Ali : Santri para ulama, Presiden Nusantara Foundation, Imam Islamic Center New York, Direktur Jamaica Muslim Center New York, Pendiri Pondok Pesantren Di AS, dan Diaspora Indonesia di Kota New York.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.