Dark/Light Mode
Sebelumnya
Jika pupuk luar membanjiri Indonesia, sektor pertanian bisa terancam. Ketahanan pangan Indonesia juga bisa goyah! Memang harus diakui bahwa kemampuan subsidi pupuk oleh negara terbatas. Kesenjangan (gap) antara kemampuan subsidi oleh negara dengan usulan kebutuhan yang tercantum dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) sangat besar. Untuk 2021, misalnya, rekap RDKK mencapai sekitar 23 juta ton; sedang kemampuan subsidi pemerintah hanya 7,2 juta ton.
Pemerintah akhirnya menyetujui penambahan alokasi subsidi pupuk menjadi 9 juta ton setelah dilakukan rasionalisasi HPP (Harga Pokok Produksi) yang diperoleh dari penurunan harga gas, efisiensi biaya produksi, dan lain-lain.
Baca juga : Ketika Jokowi Marah di Raker Soal Pupuk (1)
Anggaran Pemerintah untuk subsidi pupuk sebetulnya fluktuatif. Dari data yang kami peroleh, tahun lalu misalnya, alokasi pupuk subsidi mengalami penurunan 924.697 ton. Beberapa daerah memang telah mengajukan penambahan kuota volume pupuk bersubsidi, karena terjadi kekurangan pupuk bersubsidi.
Soal efektivitas subsidi pupuk, tampaknya sangat naif jika ada yang meragukannya. Produktivitas beberapa sub sektor pertanian beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
Baca juga : Terorisme Domestik Di Kongres Amerika
Adanya surplus beras di akhir tahun lalu dan tidak adanya impor beras beberapa tahun terakhir, merupakan sumbangan aplikasi dosis pemupukan yang tepat oleh petani, karena pembelian pupuknya disubsidi Pemerintah. Penggunaan pupuk bersubsidi pada 2018 memang tercatat sangat tinggi, namun produktivitas sektor pertanian kita juga tercatat paling tinggi pada 2018.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
