Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Trend Islam Di AS (28)

AS dan Muslim Stateless

Jumat, 10 Mei 2019 07:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Belum lagi mereka yang lari dan mencari suaka politik karena kekisruhan politik di negerinya. Yang lainnya semula melanjutkan studi di negara-negara maju tersebut tetapi mereka tidak mau lagi kembali ke negerinya karena mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di negeri tempat studinya.

Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara yang penduduknya ada di berbagai negara maju. Di Rusia, Belanda, Yugoslavia, Saudi Arabia, dan Malaysia banyak sekali warga Indonesia yang tinggal beranak cucu di sana dengan memanfaatkan kedekatan historis antara Indonesia dengan negara-negara tersebut.

Baca juga : Nuansa Islami Di Hollywood (2)

Bahkan sudah kawin mawin dengan warga Negara setempat. Meskipun demikian rasa keindonesiaan dan Islam yang berkeindonesiaan masih tetap dipertahankan di negara-negara barunya.

Fenomena terakhir para migran Indonesia kembali membanjiri AS dengan memanfaatkan kelonggaran peraturan AS yang memudahkan tenaga kerja professional masuk ke AS, karena kaum industriawan AS yang saat ini mengalami kelesuan usaha mereka, lebih senang mempekerjakan para pekerja asing, khususnya dari Indonesia, yang mau digaji separoh dari karyawan warga AS dengan mutu kerja yang tidak kalah dengan mereka.

Baca juga : Nuansa Islami Di Hollywood (1)

Para pekerja asal Indonesia juga merasa senang karena walapun dibayar separoh dari gaji warga AS tetapi masih jauh lebih baik daripada gaji yang diterimanya di tempat lain, termasuk di Indonesia sendiri.

Fenomena lain ialah munculnya kewarganegaraan ganda kalangan umat Islam melalui proses kawin-mawin, job displacement, dan refugee, serta international recruitment menyebabkan munculnya kerancuan kewarganegaraan ganda.

Baca juga : Interfaith Unity Walk

Meskipun Indonesia belum menganut sistem kewarganegaraan ganda tetapi tidak sedikit jumlah warga Indonesia yang memiliki paspor ganda.

Bukan hanya dilakukan oleh kelompok jaringan teroris dan kelompok radikal tetapi juga melalui perkawinan lintas negara yang memberikan kemungkinan lebih memudah menjadi warga negara setempat. Fenomena paspor ganda saat ini semakin sulit dengan data biometric dalam pembuatan paspor. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.