Dark/Light Mode

Trend Islam Di AS (14)

Islamisme Obama

Jumat, 26 April 2019 07:42 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Barrack Hussen Obama memang bukan muslim, tetapi ia memahami substansi ajaran Islam secara benar. Pemahaman keislaman Obama, yang dalam artikel ini diistilahkan dengan Islamisme Obama, sama dengan yang dianut oleh mainstrem muslim.

Obama memahami Islam sebagai agama kemanusiaan, directions di dalam menjalani kehidupan yang bermartabat, dan agama yang menjunjung tinggi keadilan, keharmonisan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan demokrasi.

Pemahaman keislaman seperti ini yang membuat Obama tak pernah gentar untuk memberi ruang bagi Islam dan umat Islam di AS, karena menurutnya, Islam dalam pemahaman yang demikian sesuai dengan Piagam Deklarasi Kemerdekaan AS yang dulu pernah diredaksikan oleh Presiden Thomas Jefferson.

Obama tidak pernah bergeming sedikitpun ketika ia disorot oleh warganya sebagai Presiden yang memberi angin terhadap terorisme dengan cara memberi ruang bebas kepada umat Islam di AS.

Ia sangat yakin, terorisme dan kekerasan lainnya tidak sejalan dengan substansi ajaran Islam dan agama manapun.

Baca juga : Dampak Kebijakan Jefferson Terhadap Islam Di AS

Ia tetap kosisten membedakan antara Islam sebagai ajaran universal dan perilaku tertentu umatnya yang melakukan kesalahan dengan menggunakan baju agama (Islam).

Obama sekaligus menjawab tantangan yang pernah dipopulerkan Huntington yang terkenal dengan diksi ”conflict of civilization”-nya. Obama adalah pemimpin AS pertama yang berani berbicara tentang Islam di depan ribuan umat Islam yang diliput secara langsung oleh media-media internasional.

Ia seperti tak punya beban menyampaikan pidato itu. Ia mengawali pidatonya dengan menyatakan: "Saya datang ke Kairo untuk mencari sebuah awal baru antara Amerika Serikat dan Muslim di seluruh dunia, berdasarkan kepentingan bersama dan rasa saling menghormati dan didasarkan kenyataan bahwa Amerika dan Islam tidaklah eksklusif satu sama lain, dan tidak perlu bersaing.

Justru keduanya bertemu dan berbagi prinsip-prinsip yang sama yaitu prinsip-prinsip keadilan dan kemajuan; toleransi dan martabat semua umat manusia.

Sebagaimana kitab suci Al Qur’an mengatakan, “Ingatlah kepada Allah dan bicaralah selalu tentang kebenaran.”)

Baca juga : Dampak Kebijakan Jefferson Terhadap Islam Di AS

"Saya penganut Kristiani, tapi ayah saya berasal dari keluarga asal Kenya yang mencakup sejumlah generasi penganut Muslim. Sewaktu kecil, saya tinggal beberapa tahun di Indonesia dan mendengar lantunan adzan di waktu subuh dan maghrib. Ketika pemuda, saya bekerja di komunitas-komunitas kota Chicago yang banyak anggotanya menemukan martabat dan kedamaian dalam keimanan Islam mereka".

Pidato Obama itu sesungguhnya mencerminkan kepribadian dan karakter sejati AS. Ia mempunyai obsesi untuk kembali ke jalan bagi era Kebangkitan dan Pencerahan di Eropa yang pernah dirintis sejumlah ilmuan musim.

Sebagai mantan mahasiswa jurusan sejarah, ia mengungkapkan: ”Prestasi umat Islam di masa lampau menemukan aljabar, kompas, magnet, alat navigasi, optik, keahlian dalam menggunakan pena dan percetakan; dan pemahaman mengenai penularan penyakit serta pengobatannya.

Budaya Islam telah memberikan kita gerbang-gerbang yang megah dan puncak-puncak menara yang menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun dan tempat-tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai.

Dan sepanjang sejarah, Islam telah menunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal-hal yang mungkin".

Baca juga : Benarkah Jefferson Seorang Muslim?

Selama dekade terakhir ini AS menganggap Islam sebagai bagian penting dari Amerika. Ia mencontohkan ketika warga Muslim-Amerika pertama terpilih sebagai anggota Kongres belum lama ini, ia mengambil sumpah untuk membela Konstitusi kami dengan menggunakan Al Quran yang disimpan oleh salah satu Bapak Pendiri kami, Thomas Jefferson, di perpustakaan pribadinya".

Lebih lanjut ia meyakinkan bahwa: "Jadi janganlah ada keraguan: Islam adalah bagian dari Amerika. Dan saya percaya bahwa Amerika memegang kebenaran dalam dirinya bahwa terlepas dari ras, agama, dan posisi dalam hidup, kita semua memiliki aspirasi yang sama untuk hidup dalam damai dan keamanan; untuk memperoleh pendidikan dan untuk bekerja dengan martabat; untuk mengasihi keluarga kita, masyarakat kita, dan Tuhan kita. Ini adalah hal-hal yang sama-sama kita yakini. Ini adalah harapan dari semua kemanusiaan". ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.