Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pembebasan Ba’asyir Awalnya Begini, Akhirnya Begitu

ABDUL ROCHIM : Awalnya Tanpa Syarat, Kenapa Jadi Bersyarat?

Kamis, 24 Januari 2019 10:51 WIB
Pembebasan Ba’asyir Awalnya Begini, Akhirnya Begitu ABDUL ROCHIM : Awalnya Tanpa Syarat, Kenapa Jadi Bersyarat?

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak diungkap Yusril Ihza Mahendra, Jumat (18/1) lalu, pembebasan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) menuai polemik. Tak hanya di dalam negeri. Polemik ini bergema hingga keluar negeri. Australia sampai ikut-ikutan ngerecoki. Yusril menyampaikan, Jokowi memutuskan untuk membebaskan Ba’asyir. Pertimbangannya kemanusiaan dan penghormatan kepada ulama. 

Ustadz ABB sebenarnya punya kesempatan mendapatkan bebas bersyarat pada 13 Desember lalu. Karena napi teroris ini sudah menjalani 2/3 masa tahanannya. Namun karena emoh mengakui Pancasila dan NKRI, Ustadz ABB tak bisa bebas. Yusril pun putar otak dan berkonsultasi dengan Jokowi. 

Hasilnya, menurut Yusril, Jokowi setuju membebaskan Ustadz ABB tanpa syarat. Awalnya Jokowi membenarkan. Di hari yang sama Yusril mengumumkan soal ini. Jokowi menyatakan keputusan diambil set¬elah melakukan pertimbangan yang panjang. Namun belakangan, keputusan itu mulai berubah. 

Baca juga : YASONNA H LAOLY : Masalahnya Pak ABB Ogah Akui Kesalahan

Diawali dengan konferensi pers dari Menkopolhukam Wiranto, Senin lalu. Wiranto mengatakan pembebasan Ustadz ABB masih perlu pengkajian. Berkebalikan dengan omongan Jokowi, Wiranto mengatakan alasan kemanusiaan jadi nomor dua setelah Ustadz Ba’asyir menolak menandatangani surat pernyataan setia pada Pancasila dan NKRI. Omongan Wiranto itu memberi sinyal bahwa Jokowi mulai berubah pikiran. Tak jadi membebaskan Ustadz ABB. 

Perubahan keputusan itu akhirnya tampak kemarin setelah Presiden Jokowi memberi pernyataan. Kata Jokowi, pembebasan Ustadz ABB itu dilakukan melalui opsi bebas bersyarat. Karena itu ada aturan yang harus dipenuhi. Ia membenarkan bahwa ada faktor kemanusiaan dalam rencana pembebaasan itu. Usia Ustadz Ba’asyir sudah sepuh, juga kerap sakit-sakitan. 

Namun, kata Jokowi pembebasan bersyarat itu harus ditempuh. Jokowi tak mau menabrak sistem hukum. “Masa ini ada sistem hukum, ada mekanisme hukum yang harus kita tempuh, saya justru nabrak kan enggak bisa. Apalagi ini situasi yang basic. Setia pada NKRI, setia pada Pancasila,” ujarnya. 

Baca juga : RAJA JULI ANTONI : Ini Bukan Soal Jokowi Salah Data

Sikap maju-mundur pemerintah ini dinilai banyak kalangan justru memperlihatkan adanya kepentingan politik di balik rencana pembebasan Ustadz ABB. Berikut ini keterangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly dan putera Ustadz Ba’asyir Abdul Rochim terkait dugaan adanya politik elektoral dibalik rencana pembebasan Ustadz ABB.

Pemerintah hanya mau berikan pembebasan bersyarat untuk ayah Anda, bukan pembebasan murni. Bagaimana tanggapan keluarga soal ini? 
Soal bagaimana kondisi status secara hukum, saya tidak akan berkomentar soal itu. Tapi yang kami tahu, di awal itu Presiden Jokowi tidak menyebut kata-kata bersyarat, yang ada hanya pertimbangan kemanu-siaan. Kenapa kemudian sekarang jadi bersyarat? Tiba-tiba mengapa ada perubahan? 

Menurut dugaan Anda, kenapa sampai ada perubahan itu? 
Kami tidak mau menduga-duga, tidak mau berperasangka. Jadi tanyalah ke pemerintahlah, jangan tanya saya. Yang mengubah kan mereka, kok tanya sama saya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.