Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bencana Alam Terjadi Di Mana-mana Perlukah Pelajaran Bencana Di Sekolah?

Sutopo Purwo Nugroho : Muatan PPK Terlalu Banyak, Tidak Fokus

Jumat, 18 Januari 2019 10:59 WIB
Bencana Alam Terjadi Di Mana-mana Perlukah Pelajaran Bencana Di Sekolah? Sutopo Purwo Nugroho : Muatan PPK Terlalu Banyak, Tidak Fokus

RM.id  Rakyat Merdeka - Wilayah Indonesia masuk dalam cincin api (ring of fire) bencana. Mulai dari gempa berskala kecil, yang hanya menimbulkan efek goyang dan tanpa korban, baik korban jiwa maupun infrastuktur. Selain bencana gempa, bencana longsor pun akrab terjadi. Pun bencana tsunami. 

Kini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memandang penting memasukkan pendidikan bencana dalam kurikulum pendidikan. Upaya itu dilakukan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan sejak dini terkait kebencanaan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, kementeriannya akan memberikan dasar-dasar keterampilan hidup atau basic of life skills kepada siswa. Salah satunya mengenai pendidikan ketahanan terhadap bencana. 

Baca juga : Muhadjir Effendy : Kami Sisipkan Ke Pelajaran Relevan

Mendikbud menegaskan, pendidikan ketahanan bencana dimasukkan ke dalam kurikulum. Namun, dia juga mempertimbangkan membuat mata pelajaran khusus, Lantas bagaimana sebetulnya pelajaran soal bencana ini? Apakah akan dibuat mata pelajaran tersendiri atau tidak? Bagaimana pula pandangan BNPB selaku instansi yang menangani bencana terkait rencana ini? Berikut penuturan lengkapnya.

Mendikbud berencana akan memasukkan materi pelajaran soal bencana ke Pelajaran Pendidikan Karakter. Bagaimana pandangan BNPB?
Kami tentu sangat mendukung adanya pelajaran soal kebencanaan. Tapi harap dipertimbangkan kembali, rencana Mendikbud yang hendak memasukkan pendidikan kebencanaan, ke mata pelajaran pendidikan karakter karena tidak akan fokus. Sebab, pendidikan karakter terlalu banyak muatannya, ada narkoba, terorisme, bela negara, dan lain-lain.

Baca juga : Fahri Hamzah : Saya Tak Setuju, KPK Makin Eksklusif Saja

Lalu harus dimasukan kemana?
Jangan dijadikan mata pelajaran baru, tapi harus dimasukan dalam jenis pelajaran yang lain. Kalau hanya masuk program penguatan pendidikan karakter saja, itu terutama mem¬berikan basic of life skills. Jadi hanya dasar dasar keterampilan hidup, tapi harus memasukan dalam mata pelajaran lain seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Geografi juga harus wajib, kalau selama ini kan hanya pilihan.

Perlukah ada materi simulasi bencana juga?
Nah itu masuk nanti ke dalam esktrakulikuler atau muatan lokal (mulok). Jadi dalam mulok tadi disesuaikan dengan tingkat ancamannya. Bagi masyarakat sekitar Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, yang paling banyak tentang gempa bumi dan ancaman tsunami, karena ancaman paling banyak di sana. Bagi masyarakat Kalimantan tidak perlu kegempaan, tsunami, erupsi. Tapi tentang kebakaran hutan lebih banyak di sana, tentang banjir yang memang paling banyak ada di Kalimantan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.