Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

“Selain NU Salah Semua”

ANWAR ABBAS : Pernyataan Pak Said Aqil Di Luar Akal Sehat, Saya Minta Ucapannya Ditarik

Rabu, 30 Januari 2019 11:10 WIB
“Selain NU Salah Semua” ANWAR ABBAS : Pernyataan Pak Said Aqil Di Luar Akal Sehat, Saya Minta Ucapannya Ditarik

 Sebelumnya 
Oleh karena itu, kita harus memulai persatuan dan kesatuan ini dari MUI. MUI, kata beliau, tidak boleh hanya diisi oleh satu dua ormas saja, tapi dia harus mencerminkan kebhinnekaan umat. Kita harus usahakan, agar semua elemen umat terwakili dalam MUI. 

Oleh karena itu, dalam melengkapi para pengurus MUI, terutama untuk komisi, badan, dan lembaga yang ada di MUI, para pengurusnya kami lihat dari tiga sisi, yaitu; kompetensi, integritas, dan representasi atau keterwakilan dari ormas-ormas Islam yang ada, dan elemen-elemen masyarakat. 

Baca juga : MALEM SAMBAT KABAN : Kami Semua Tidak Mungkin Harus Sama

Apa hubungan komitmen itu dengan pernyataan Ketum PBNU? 
Karena apa yang hendak dilakukan oleh Pak Said Aqil adalah untuk mengambil, dan meraup semua jabatan dan posisi yang ada di negeri ini untuk NU. Dan apa yang dia katakan itu tampaknya bukanlah keseleo lidah, tapi sudah beliau kerjakan. 

Atas dasar apa Anda menilai demikian? 
Itu terlihat dari komposisi pejabat yang ada di Kementrian Agama. Saat ini di Kementrian Agama tidak ada satupun orang Muhammadiyah, eselon satu dan dua semuanya nyaris dari NU. Begitu juga dengan para rektor, rektor UIN dan IAIN semuanya nyaris dari NU. Baikkah ini? Jawabnya adalah tidak, dan skenario ini harus dihentikan kalau anak-anak bangsa ini masih mau negeri ini aman, damai, dan tentram. 

Baca juga : YUSRIL IHZA MAHENDRA : Ekspresi Pribadi Tidak Boleh Libatkan Institusi

Lantas apa imbauan Anda? 
Untuk itu saya meminta Pak Said Aqil agar meminta maaf kepada umat Islam. Karena saya yakin dan percaya itu bukan sikap NU. Saya sendiri menjadi Sekjen MUI bukan karena keinginan saya, tapi keinginan dari Pak Slamet Efendi Yusuf, Wakil Ketua Umum PBNU waktu itu. 

Beliau saat itu mengatakan, karena kita mengusung persatuan dan kesatuan umat, dan ketua umum adalah KH Ma’ruf Amin dari NU, maka Sekjennya harus dari Muhammadiyah, dan itu adalah Anda. Saya menolak waktu itu, tapi karena waktu sudah mendesak, sementara ketua umum dan sekjen harus diumumkan, maka dengan terpaksa saya menerima jabatan tersebut. 

Baca juga : BAHTIAR BAHARUDIN : Tanggung Jawab Besar, Masa Gajinya Kecil

Demikianlah Pak Slamet Efendi Yusuf, salah seorang kader NU yang militan, mantan ketua umum GP Anshor mengimplementasikan persatuan dan kesatuan. Dan itu tampaknya hendak dikoyak oleh Pak Said Aqil. Sebagai tambahan, saya kali ini bicara atas nama pribadi, bukan atas nama Sekjen MUI dan Ketua PP Muhammadiyah. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.