Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Masuk Pasar Sukawati, Iriana Sapa Warga Dan Borong Produk Lokal
- Nakes Nusantara Sehat Dievakuasi Pasca Konflik KKB Vs Aparat Di Papua Barat
- TEKAD Berkontribusi Besar Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem Di Manggarai
- Potensi Ekonomi Digital Luar Biasa, Yuk Maksimalkan Penggunaan Medsos
- Menpora Jempolin Anak Muda Antusias Ikut Pekan Olahraga Tradisional
ITB Gandeng DeBio
Deteksi Awal Gen Penyebab Kanker Payudara Kini Bisa Dilakukan Dari Rumah
Kamis, 7 April 2022 21:22 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - DeBio Network menggandeng Sekolah Tinggi Teknologi dan Sains Hayati ITB untuk memfasilitasi tes genetik mendeteksi risiko kanker payudara cukup dari rumah saja.
Alat ini mendeteksi keberadaan gen BRCA. Mutasi di gen BRCA-1 dan BRCA-2 diduga berhubungan dengan resiko kanker payudara, rahim, prostat, pankreas, dan melanoma.
Selama ini, mamografi masih diandalkan menjadi screening paling umum untuk mendapatkan citra kondisi payudara. Dengan mendeteksi keberadaan gen penyebab kanker, maka potensi ini bisa terdeteksi jauh lebih cepat lagi.
Baca juga : Tiket KA Lebaran Sudah Bisa Dipesan, Jangan Sampai Kehabisan
Dr. rer. Nat. Marselina Irasonia Tan dari Sekolah Tinggi Ilmu dan Teknologi Hayati ITB mengatakan, mendeteksi mutasi BRCA 1/ 2 sangat penting, terutama dalam memberikan terapi terbaik untuk pasien.
"Mutasi BRCA 1/2 bisa diobservasi menggunakan DNA sel bebas, sebuah potensi komponen dari biopsi likuid," dalam keterangan resmi, Kamis (7/4).
Untuk itulah DeBio Network menjalin kerjasama dengan SITH-ITB untuk menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urin. Tes ini hanya membutuhkan pengiriman 5 mL sampel urin dalam waktu maksimal 63 hari.
Baca juga : Cendekiawan Perempuan Papua Gelar Kongres, Dibuka Menteri PPPA
Selanjutnya, tes akan berfokus kepada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui resiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.
Dr. Karlia Meitha, ahli biomolekul dan genetika dari SITH ITB mengatakan, metoda tes yang baru ini memungkinkan pengambilan sampel secara non invasif, tidak seperti metoda lain yang membutuhkan pengambilan darah.
"Kanker payudara dan rahim hanya langkah awal kami dalam berinovasi dalam menyelamatkan perempuan di seluruh dunia. Ke depan, akan ada ribuan penyakit dan kanker lainnya yang bisa dideteksi sejak dini dengan basis desentralisasi layanan kesehatan," ujarnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya